Menilik Persiapan SMP 3 Pati Gelar Sekolah Tatap Muka

Wakil Kepala Sekolah SMP 3 Pati Suripto
Wakil Kepala Sekolah SMP 3 Pati Suripto. Foto Dok. 5NEWS.CO.ID

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Pati adalah salah satu dari dua sekolah yang akan mensimulasikan sekolah tatap muka (tapka). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati menunjuk dua sekolah, yakni SMP 3 dan 5 untuk menyimulasikan sistem pembelajaran tatap muka. Meskipun demikian, sekolah daring yang diberlakukan sejak pandemi Covid-19 tetap berjalan.

Wakil Kepala Sekolah SMP 3 Pati Suripto, mengatakan sekolahnya ditunjuk berdasarkan kajian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Selama pandemi, baik guru maupun siswa tidak ada yang terindikasi terpapar corona. Selain itu, kata dia, SMP 3 memiliki fasilitas protokol kesehatan yang cukup lengkap.

“Dari sisi fasilitas, kami cukup memadai dan akan berproses supaya lebih lengkap. Terkait kesiapan, kami simulasikan terus,” kata Suripto saat ditemui 5NEWS.CO.ID, Sabtu (19/12/2020) siang.

Menurutnya, simulasi pembelajaran tapka sudah dimulai pada hari Kamis (17/12) lalu. Ia menjelaskan bahwa simulasi kepatuhan protokol kesehatan masih terus digelar dengan melibatkan siswa di masa liburan. Simulasi tersebut ditujukan untuk memberi panduan kepada guru dan siswa terkait kebiasaan baru di masa pandemik.

“Dalam simulasi, mengacu pada protokol Covid-19. Untuk guru wajib memakai masker dan membawa handsanitizer, siswa juga sama,” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Pak Ripto ini menuturkan, pembelajaran tapka akan dilaksanakan dengan persetujuan orang tua. Bila diizinkan, orang tua harus memastikan anaknya masuk sekolah dengan disiplin prokol kesehatan yang ketat, yaitu wajib memakai masker dan membawa masker cadangan, membawa handsanitizer, membawa makanan bekal dari rumah dan harus diantar jemput orang tua.

Sekolah juga menyediakan sejumlah bilik sterilisasi dan tempat cuci tangan di depan kelas. Setiap guru dan siswa yang baru datang diwajibkan melewati bilik-bilik tersebut dan wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk kelas.

Selain itu, sekolah juga menerapkan sistem on/off, maksudnya setiap hari hanya setengah dari jumlah siswa di setiap kelas yang masuk sekolah. Bagi siswa yang tidak mendapat giliran masuk sekolah tetap disediakan kelas daring. Jam sekolah juga dipadatkan menjadi sekitar 3 jam setiap harinya.

“Diterapkan sistem on/off. Sehari masuk sehari libur. Maksudnya, setiap kelas dengan jumlah 32 siswa akan dijadwal sebanyak 16 siswa dari nomor absen 1-16 yang masuk. Pada hari berikutnya, nomor absen 17 hingga akhir yang masuk. Yang tidak masuk tetap disediakan kelas daring,” tutur dia.

“Sekolah tapka nantinya tanpa jam istirahat, hanya break sebentar di sela-sela jam pelajaran,” tambahnya.

Waktu belajar dijadwalkan dari hari Senin sampai Kamis dari pukul 8.00 – 11.00 WIB. Bagi orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tapka, SMP 3 tetap meyediakan kelas daring agar siswa tetap dapat mengikuti pelajaran.

“Tatap muka hanya menguatkan sela-sela yang tidak dapat dijangkau oleh sistem pembelajaran daring,” ungkap Ripto.

Wakil Kepala Sekolah SMP 3 Pati itu berharap piloting project pembelajaran tatap muka dapat berjalan dengan baik dan tidak menjadikan klaster baru. Jika demikian, tidak menutup kemungkinan pembelajaran tapka juga akan diterapkan di sekolah-sekolah lain.(hsn)