
Jakarta, 5News.co.id,- Pakar geopolitik dan pengamat Timur Tengah Dr. Dina Y. Sulaeman M.Si., mengatakan, membantu bangsa Palestina meraih kemerdekaan adalah hutang Indonesia. Dia menyebut hal itu merupakan amanat UUD 1945 dan janji Bung Karno yang belum tertunaikan.
Simak juga: YES: Peduli Palestina Tak Melulu Kumpulkan Sumbangan |
“Kita bangsa Indonesia punya hutang yang belum tertunaikan yaitu membantu bangsa Palestina meraih kemerdekaannya. Ini janji Bung Karno dulu dan amanah UUD 45,” kata Dina dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/5/2019) pagi.
Dina menerangkan dalam setahun terakhir, sejak bulan Maret 2018, anak-anak muda Gaza setiap Jumat melakukan aksi demo di perbatasan Gaza-Israel. Dalam setiap aksinya, pemuda pemudi Palestina dihadapi dengan peluru tajam dan air mata. Korban tewas tercatat lebih dari 200 orang serta belasan ribu lainnya luka-luka dan menderita cacat permanen.
“Tapi kenapa gaung gerakan anak-anak muda Gaza ini sepi sekali di Indonesia?” ujarnya.
Simak juga: Jubir Hamas: Tujuan Utama Perlawanan Palestina Berakhirnya Rezim Israel |
Dina menganggap anak-anak muda Indonesia perlu digugah empati dan rasa solidaritasnya. Dengan mengakrabkan diri pada Palestina, menurutnya, mereka juga bisa belajar tentang resistensi.
“Belajar sikap tak kenal menyerah, dan rasa syukur pada nikmat kemerdekaan Indonesia sehingga tumbuh rasa cinta pada tanah air,” tandas Dina.
Direktur Indonesia Center for Middle Studies itu sedianya akan tampil sebagai pembicara pada talkshow pada tanggal 25 Mei 2019 mendatang. Talkshow bertajuk ‘Returning to Haifa, Pemuda Bisa Apa untuk Palestina? itu, akan berlangsung di Aston Tropicana Hotel, Cihampelas Bandung, pekan depan.
Sebelumnya, panitia talkshow Hilmi Dhiya’ul Haq mengungkapkan alasan memilih ‘Returning to Haifa’ sebagai tema. Dia mengaku terinspirasi oleh kumpulan cerpen karya Ghassan Kanafani yang terbit pada tahun 1969 silam.
Cerpen itu menceritakan tragedi saat Zionis mengusir penduduk kota Haifa berkebangsaan Palestina. Mereka dan keturunannya kemudian hidup di kamp-kamp pengungsian di Tepi Barat dan Gaza. Penduduk kota itu hingga hari ini merindukan untuk kembali ke Haifa.
“Ini sejalan dengan aksi demo Great March Return yang dilakukan pemuda pemudi Palestina sejak maret 2018,” katanya.(hsn)