
Wonosobo, 5NEWS.CO.ID,- Tanggal 3 Desember adalah Hari Disabilitas Internasional. Bagi kebanyakan orang yang diberikan anugerah kesempurnaan fisik maupun mental, sudah seharusnya sadar bahwa ada manusia yang menjalani hidupnya dengan keterbatasan fisik maupun mental.
Rata-rata, kalangan berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas memiliki keunikan tersendiri. Mereka juga memiliki kebutuhan hidup yang tidak jauh berbeda dengan manusia lain. Ironis ketika para penyandang disabilitas memiliki semangat dan kualitas hidup yang lebih baik dari kebanyakan manusia di sekitarnya.
Maryam Ramadhani (34), penyandang disabilitas kelahiran Temanggung Watumalang, Kabupaten Wonosobo, yang lahir dari keluarga kurang mampu. Sejak usia balita, dia sudah mengalami cacat pada kedua kakinya, sehingga harus menggunakan alat bantu untuk berjalan. Tanpa alat bantu, wanita itu harus berjalan merangkak dengan bantuan kedua tangannya.
“Ketika itu saya sering merasa sedih dan menangis sendiri di kamar. Malah pernah merasa putus asa. Saya merasa tidak ada siapapun yang bisa saya jadikan sandaran, termasuk kedua orang tua saya sendiri,” tutur Maryam saat ditemui 5NEWS.CO.ID, Kamis (4/12/2020) sore.
Karena kondisi keluarga dan keadaan dirinya, sejak kecil Maryam tidak pernah lepas dari perundungan (bully) orang-orang di sekitarnya. Satu hal yang tidak ia lupakan adalah ketika dibully guru olahraga saat masih duduk di bangku SMP sekitar tahun 2002-2003. Ketika itu dia merasa dipermalukan dengan sikap dan kata-kata yang seharusnya tidak layak keluar dari mulut seorang guru.
“Tapi saya merasakan, ternyata semua bully ataupun ejekan dan hinaan itu justru terasa besar manfaatnya bagi diri saya sendiri. Semua itu menjadikan saya sanggup hidup mandiri dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Saya malah tergugah untuk mengabdikan hidup untuk sesama,” ungkapnya.
Apa yang dikatakan Maryam bukanlah omong kosong. Tanpa lelah, ibu dua anak ini mampu melakukan banyak hal bagi keluarga dan sesama penyandang disabilitas di Wonosobo. Wanita itu kini menjabat sebagai ketua cabang HDWI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Wonosobo serta wakil ketua IDW (Ikatan Disabilitas Wonosobo).
Di sela-sela kesibukan menjahit dan berjualan untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga, Maryam juga aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu mengatasi permasalahan bagi kalangan disabilitas Wonosobo. Istri dari pria kelahiran Bandarjaya Lampung Tengah ini merasa bahagia telah mengabdikan kehidupannya untuk sesama.
Pertanyaan besarnya: dengan segala kondisi ‘normal’ pada fisik dan mental kita, apa manfaat yang telah kita lakukan untuk sesama?.(AM)