
Doha, 5NEWS.CO.ID,- Mantan Perdana Menteri Qatar, Hamad bin Jassim Al Thani memprediksi perundingan Wina antara Iran dan Kelompok 4+1 akan membuahkan hasil. Hamad menyeru kepada negara-negara Arab di pesisir Teluk Persia untuk berdialog dengan Iran. Ia menyebut Teheran ingin menjadikan kawasan Teluk Persia sebagai “Danau Perdamaian”.
Dalam sebuah wawancara dengan Russia Today Minggu (28/11/2021), Hamad bin Jassim Al Thani menuturkan bahwa pengambil keputusan di Teluk Persia harus segera mengubah dan mengaktifkan hubungan positif di kawasan.
“Tantangan-tantangan terkini di kawasan memaksa para pengambil keputusan di Teluk Persia untuk mengubah dan mengaktifkan hubungan positif di antara negara-negara Teluk Persia, dan negara kawasan lain,” kata Hamad.
Seiring dengan berkurangnya perhatian Amerika Serikat terhadap kawasan, turut Hamad, negara-negara Teluk perlu mengubah strategi dan menciptakan hubungan strategis dengan negara-negara besar semacam Turki, Iran dan Mesir.
“Karena itu penting bagi kita,” ujarnya.
Menurut mantan PM Qatar itu, seharusnya demokrasi memiliki tujuan mulia. Namun, demokrasi ala Barat telah digunakan untuk menekan negara-negara Arab dan melindungi Israel.
“Saya tidak menentang hubungan dengan Israel. Yang saya tentang adalah penyalahgunaan diri kita untuk menjalin hubungan dengan Israel.”
“Iran dan Barat akan mencapai kesepakatan, oleh karena itu lebih baik kita di negara-negara Teluk berdialog dengan Iran, dan berinteraksi dengan Teheran berdasarkan apakah ketegangan AS terhadap Iran itu sebenarnya ada atau tidak. Dialog dengan Iran harus langsung, dan jelas, karena Iran ingin menjadikan Teluk Persia sebagai Danau Perdamaian,” pungkas dia.
Sebelumnya, Pemimpin Negosiator Iran Ali Baqeri Kani mengadakan pertemuan dengan delegasi diplomatik dari Rusia, China, serta Uni Eropa (UE) di Wina Minggu (28/11). Pertemuan bilateral dan trilateral ini merupakan pertemuan tingkat tinggi sebelum dimulainya pembicaraan tingkat tinggi dengan Kelompok 4 +1 untuk penghapusan sanksi terhadap Iran.
Kani menegaskan perlunya AS membuktikan komitmennya terhadap kesepakatan nuklir. Menurutnya, AS dan Uni Eropa harus menunjukkan kemauan politik untuk menerapkan apa yang mereka sepakati pada tahun 2015.
“Mereka harus mengatasi pertimbangan internal untuk menyelesaikan ini,” pungkas Kani.(AHA)