
Pati, 5NEWS.CO.ID,- Dalam beberapa waktu ini, diketahui masih banyak lapak-lapak atau outlet yang disediakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Pati untuk para Pedagang Kaki Lima (PKL) masih terkesan sepi.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagperin Kuswantoro mengatakan pemda telah berupaya untuk menghidupkan kembali PKL-PKL di Kabupaten Pati.
Dia mengatakan banyak dari berbagai pihak yang mengucapkan terimakasih atas upaya pemda tersebut dan ada pula beberapa pihak yang mengeluh.
“Tidak sedikit yang mengucapkan terima kasih karena diberikan tempat lapak dan yang ngeluh juga ada. Pemda sudah berupaya,” kata Kuswantoro, pada (9/9/2022).
Sebelumnya juga diketahui para pelaku PKL juga sempat mengaspirasi sebab tempat lapak yang disediakan sebelumnya (GOR Pesantenan Pati) sepi pengunjung. Mengenai hal itu, dia membuka suaranya.
“Dulu dibelakang GOR katanya sepi, dengan aspirasi mereka melalui dewan dan petinggi kami, dibuatkan lah tempat di Alun-alun Kembang Joyo dengan dana yang tidak sedikit,” ujar Kuswantoro.
Menurutnya pengalihan ke Alun-alun tersebut bertujuan untuk menghidupkan PKL dan mensejahterakan masyarakat Pati yang bekerja di sektor tersebut.
Akan tetapi, hingga kini masih ada beberapa lapak yang disediakan masih sepi.
Narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya, selaku pelaku PKL di Alun-alun Kembang Joyo mengungkapkan masih ada beberapa lapak yang sepi disana terutama yang dibelakang jalan.
“Masalah sepi itu, mungkin karena kios yang ada dibelakang jalan jarang dilewati pengunjung, biasanya yang ramai yang didepan jalan,” ucap narasumber tersebut, pada (9/9/2022).
“Lapaknya banyak yang ditinggalkan, banyak yang kosong juga, bahkan sebelah kios saya malah lapaknya sampai digunakan sama orang lain,” sambungnya.
Menanggapi beberapa keluhan yang ada tersebut, Kuswantoro mengatakan kalau pemerintah itu dituntut untuk keseluruhannya harus bisa memenuhi setiap keinginan pelaku, itu tidak mungkin. Namun, pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin.
“Dalam perjalanan, kalau pemerintah itu dituntut harus meramaikan, itu kan tidak mungkin. Tentunya sudah berupaya, seperti fasilitas, struktur, infrastruktur yang diberikan tinggal pengembangannya,” jelas Kuswantoro.
Menurutnya, paguyuban yang disanalah yang bertugas memikirkan bagaimana cara meramaikan lokasi tersebut, dan pemerintah tinggal mensupportnya saja.
“Disana kan dibentuk paguyuban, paguyuban lah yang bertugas bagaimana caranya bisa meramaikan? Dinas juga tidak tinggal diam, tetap mensupport,” ujarnya.
Namun, untuk soal keramaian dari pengunjung pemda tidak akan berdaya dan hal tersebut dikembalikan kembali ke individu masing-masing. (hus)