Konflik Yaman Dikemas dalam Isu Sektarian agar Umat Islam Tak Peduli

Bandung, 5NEWS.CO.ID,- Ustad Miftah F Rakhmat, seorang pembicara dalam acara talkshow bertemakan isu Palestina mengatakan, ketidakpedulian umat Islam merupakan harapan musuh. Dalam acara tersebut Miftah juga menyebutkan bahwa musuh  memliki sejumlah agenda untuk menghancurkan Islam dan menciptakan krisis kemanusiaan.

“Musuh  itu terkadang lebih mengetahui tentang kita dibanding diri kita sendiri. Dia mempelajari kitab dan tradisi umat islam agar dapat lebih keras dalam menghancurkan ” ujar Miftah, memulai pembicaraannya di acara talkshow dengan tajuk ‘Returning to Haifa, Pemuda Bisa Apa untuk Palestina’, di Hotel Aston, Cihampelas Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/5/2019) sore.

Mengutip sebuah kalimat dalam adegan film Unsual Suspect,Miftah mengatakan “Tipuan terbesar Iblis adalah meyakinkan dunia bahwa dirinya tidak ada,”.  Hal yang sama juga dilakukan rezim Zionis dalam konflik yang terjadi diberbagai belahan dunia.

“Sulit untuk membuktikan peran Israel secara langsung karena dia bermain di balik layar,” lanjut dia.

Pengajar sebuah perguruan tinggi filsafat di jakarta itu mengungkapkan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah menetapkan krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk. Namun menurutnya, konflik tersebut dikemas dalam isu sektarian yang membuat muslimin enggan untuk menaruh empati.

Hal lain yang membuat konflik Yaman berkepanjangan adalah ketidak pedulian umat islam atas apa yang terjadi pada saudaranya sesama muslim.

“Itu juga merupakan grand design”, kata Miftah menandaskan.

Sebelumnya, Miftah juga menegaskan bahwa sepanjang sejarah, agama tidak pernah menjadi penyebab konflik. Islam juga datang dengan membawa perdamaian dan menghormati kerukunan antar umat beragama. Hal itu, kata Miftah, dibuktikan dengan isi Piagam Madinah.

Dalam press release yang sampai di meja redaksi 5NEWS.CO.ID, panita menyatakan sikapnya untuk terus mendukung terhadap perjuangan bangsa Palestina.Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk gerakan sosial yang tujuan utamanya membangun solidaritas kemanusiaan dan menggugah empati kaum muda.

“Menyikapi kondisi Palestina, terutama penderitaan kaum muda Palestina, kami komunitas YES (Youth Empathy and Solidarity) Indonesia bekerjasama dengan KOSPY (Komite Solidaritas Palestina dan Yaman) tergerak untuk melakukan gerakan sosial yang tujuan utamanya membangun solidaritas kemanusiaan dan menggugah empati kaum muda,” kata YES.

Melalui acara ini, YES dan KOSPY berharap kaum muda mendapatkan pencerahan mengenai apa yang terjadi di Palestina dan juga termasuk bencana kemanusiaan di Yaman, berempati, bersolidaritas, dan sekaligus menyerap spirit pantang menyerah yang dimiliki oleh kaum muda Palestina.

“Kaum muda adalah salah satu pilar kokohnya bangsa. Bila kaum muda NKRI memiliki empati sekaligus semangat juang yang tinggi, insyaAllah NKRI akan terus jaya,” tegasnya.

“Terlebih lagi, pembukaan UUD 1945 dan Dasa Sila Bandung juga memberi amanah kepada kita semua untuk memperjuangkan perdamaian dunia dan melawan segala bentuk penjajahan,” pungkas YES dalam pers release bertanggal 25 Mei 2019 itu.(hsn)