Kematian Akibat Virus Corona di AS, Trump Minta Warga Jangan Panik

foto: KTAR

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta warga tidak panik setelah kematian pertama sebab Coronavirus terjadi di AS. Perhatian dunia kini beralih ke AS setelah pihak berwenang di Washington mengkonfirmasi kematian pertama di negara itu.

Presiden Donald Trump buru-buru mengadakan konferensi pers untuk meredam kepanikan warga yang ketakutan. Ia menegaskan tidak ada alasan bagi warga AS untuk panik. Trump menyatakan, negara telah mengambil langkah agresif guna mengatasi penyebaran COVID-9.

“Kami telah mengambil tindakan paling agresif untuk menghadapi virus corona,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Sabtu (29/2/2020) kemarin.

“Negara kita siap untuk keadaan apa pun dan tidak ada alasan sama sekali untuk panik,” tegasnya.

Seorang petugas kesehatan mengkonfirmasi kematian yang menewaskan korban berusia sekitar 50 tahun. Korban tersebut diidentifikasi sebagai warga King County di negara bagian Washington. Sebelum terinfeksi Coronavirus, korban memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya. Petugas itu menyatakan kekhawatiran meluasnya wabah di panti jompo, dimana seorang petugas kesehatan dan warga berusia lanjut dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.

Seperti dilansir AFP, Life Care Center of Kirkland, Washington melaporkan seorang staf dan seorang warga dinyatakan positif terinfeksi virus. Namun, pihak berwenang membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai ‘sakit dengan gejala pernapasan atau dirawat di rumah sakit karena pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya’.

Kematian di dua negara bagian Washington semuanya melibatkan pasien yang tidak bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan siapa pun yang diketahui terinfeksi COVID-9. Hal ini menunjukkan virus itu sudah menyebar di Amerika Serikat.

Virus ini telah menyerang 62 negara di seluruh dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO menaikkan resiko untuk Virus Corona level tertinggi. Angka kematian dilaporkan mendekati 3.000 jiwa ddengan sekitar 87.000 orang terinfeksi sejak pertama kali virus ini terdeteksi di kota Wuhan, Cina pada bulan Desember tahun lalu.

Penyebarannya yang begitu cepat dalam sepekan terakhir membuat pasar saham merosot ke level terendah sejak krisis keuangan di tahun 2008. Para pengamat khawatir wabah itu akan menyebabkan malapetaka pada ekonomi dunia.(hsn)