
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam penyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Khamenei menyebut Macron bodoh karena membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad Saw. Pemimpin negara muslim itu mempertanyakan apakah Macron menganggap sama antara kebebasan berekspresi dan penghinaan.
Melalui akun resmi di Twitter, Ayatollah Khamenei melontarkan pertanyaan yang dialamatkan kepada kaum muda Prancis. Dalam twit berbahasa Prancis, dia mengecam Macron atas dukungannya terhadap majalah satir Charlie Hebdo dan menyebutnya bodoh.
“Pemuda Prancis, tanyakan kepada Presiden anda, mengapa dia mendukung pelanggaran terhadap Utusan Allah dan menganggapnya sebagai kebebasan berekspresi? Apakah kebebasan berekspresi berarti menghina dan menyinggung tokoh-tokoh suci?” tulis Pemimpin Muslim Iran di akun @Khamenei_Fra, Rabu (28/10/2020).
Jeunes de France !
— Ayatollah Khamenei (@Khamenei_Fra) October 28, 2020
Posez cette question à votre Président : pourquoi il soutient l’offense au Prophète de Dieu, tout en la considérant comme la liberté d’expression ? Est-ce que la liberté d’expression veut dire insulter et offenser, et ce, les personnalités éminentes et sacrées?
Ayatollah Khamenei menyebut Macron telah berlaku bodoh dan menghina para pemilihnya. Dia menyoal sikap pemerintah Prancis terkait karikatur Nabi Muhammad Saw yang menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi. Sementara warga Prancis yang meragukan pembantaian Yahudi di era Nazi/Holocaust dianggap kejahatan dan dipenjara.
“Pertanyaan berikutnya: mengapa meragukan Holocaust dianggap sebagai kejahatan? Dan mengapa orang yang menulis tentang itu (Holocaust) harus dihukum penjara, sementara menghina Nabi diperbolehkan?” lanjutnya.
La question suivante est : pourquoi alors douter au sujet de l’holocauste est considéré comme un crime ? Et pourquoi celui qui écrit sur ce sujet doit être condamné à la prison, tandis que l’offense au Prophète est toujours un acte permis ?!
— Ayatollah Khamenei (@Khamenei_Fra) October 28, 2020
Sebelumya, Macron menegaskan dukungannya terhadap penerbitan karikatur Nabi Muhammad Saw. Presiden Prancis itu mengecam pembunuhan seorang guru yang dibunuh oleh seorang pemuda Chechnya berusia 18 tahun. Guru bernama Samuel Paty itu dibunuh setelah mengajak siswa mendiskusikan karikatur nabi umat Islam.
Macron menyebut Samuel Paty dibunuh karena mengajarkan kebebasan. Ia lalu menggambarkan Islam sebagai agama “dalam krisis” dan menyebut pembunuh Paty melakukan kejahatan atas dasar keyakinan radikal.
Pernyataan Macron mengundang kemarahan muslim di seluruh dunia. Para pemimpin negara muslim, satu demi satu melontarkan kecaman terhadap orang nomor satu di Prancis itu. Selain gelombang demo di sejumlah negara, konsumen muslim juga memboikot produk-produk Prancis.(hsn)