Jateng Primadona Investor Asing, Jepara Urutan Pertama

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, –  Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat ini Jateng sedang menjadi primadona investasi dari berbagai negara.  Karena Jateng memiliki iklim investasi yang tenang, kemajuan pembangunan infrastruktur, dan kondisi sosial masyarakat yang membuat daya saing investasi Jateng kian membaik.

“Orang Jateng itu menarik. Sopan, orangnya sederhana, rajin, dan mudah menerima perubahan atau adaptif. Inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa kita jadi favorit investor,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis saat menghadiri forum investasi bertajuk Central Java Investmen Business Forum (CJIBF), Kamis (14/11/2019).

Banyaknya kemudahan yang diberikan Pemprov Jateng membuat Jateng menjadi sasaran para investor. Terbukti pada triwulan I hingga III tahun 2019, Provinsi Jateng telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 47,24 triliun.

Selain wisata investasi, pelayanan terpadu satu pintu yang cepat juga menjadi insentif dan fasilitas yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng kepada calon investor.

Terkait tenaga kerja, Jateng sedang menghadapi bonus demografi sehingga investor tak perlu takut kehabisan sumber daya manusia (SDM).
Terlebih lagi, Jateng memiliki 378 perguruan tinggi dan 1.588 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap kerja.

“Bahkan, kalau bapak ibu menghendaki ada kultur khusus di pendidikan kita untuk mendukung industri bapak ibu, kita akan siapkan,” kata Ganjar.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri, tingginya investasi dan persebaran perusahaan yang merata di Jawa Tengah membuat angka pengangguran di Jawa Tengah menurun. Hingga triwulan I-III tahun 2019, sebanyak 71.369 pengangguran berhasil diserap bekerja di sejumlah perusahaan.

“Untuk sektor industri, mayoritas bergerak pada bidang usaha listrik, gas, dan air. Selain itu ada pula industri barang dari kulit dan alas kaki, tekstil, industri kendaraan bermotor, makanan, properti, dan lain sebagainya,” kata Ratna.

Dengan capaian tersebut, Ratna optimis target pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 7 persen dapat tercapai dengan mengandalkan sektor investasi.

“Sebab Jateng memiliki semuanya, mulai infrastuktur, ketersediaan lahan, tenaga kerja mumpumi, serta komitmen untuk memberikan kemudahan serta pro investasi,” kata Ratna.

Murahnya upah pekerja di Jateng juga  menjadi alasan sendiri bagi investor. Pada 2019, Upah Minimum Provinsi (UMP) Jateng ditetapkan Rp1,6 juta, dan tahun depan naik 8,51% menjadi Rp1,74 juta.

Jepara Favorit Incaran Investor

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Kabupaten Jepara menjadi wilayah favorit Penanaman Modal Asing (PMA) tertinggi di Jawa Tengah sepanjang Januari—September 2019.

Per September 2019 realisasi investasi mencapai Rp47,24 triliun, meningkat 13,07% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp41,94 triliun.

Perinciannya, Penanaman Modal Asing (PMA) Rp32,27 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp14,97 triliun.

Menurut Ratna , alasan kenapa penanam modal memilih Jepara karena dari sisi lokasi, Kabupaten Jepara menjadi kabupaten favorit lokasi PMA dengan realisasi US$1,18 miliar (sekitar Rp16,63 triliun) atau 55% dari keseluruhan PMA per September 2019.

Disusul ada Kabupaten Batang sebesar US$726,74 juta (Rp10,17 triliun), Kota Semarang US$97,56 juta, Kabupaten Brebes US$23,08 juta, dan Kabupaten Semarang US$20,92 juta.

“Pemilihan lokasi para investor tidak terlepas dari pertimbangan ekonomis yang menguntungkan, seperti ketersediaan lahan dengan harga yang sesuai, kemudahan transportasi, sumber daya pendukung investasi, dan komitmen daerah dalam pelayanan perizinan,” kata Ratna, seperti diberitakan laman Bisnis, Kamis (14/11/2019).  (mas)