Jamaah Al Muhdlor Tulungagung Berlebaran Hari Ini

Tulungagung, 5NEWS.CO.ID,- Jamaah Al Muhdlor di Tulungagung, Jawa Timur, telah melaksanakan sholat Ied pada hari ini. Para pengikut ajaran Habib Sayyid Ahmad Bin Salim Al Muhdlor merayakan Idul Fitri dengan menggelar kenduri bersama usai shalat id dilakukan pada pukul 05.30 WIB Bertempat di masjid Nur Muhammad yang terletak di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.

Pengasuh pondok modern Al KhoiriyahHabib Hamid Bin Ahmad Al Muhdlor mengatakan lebaran lebih awal mereka lakukan setelah menjalani puasa Ramadhan selama 30 hari penuh. Dia menerangkan, jamaah Al Muhdlor dua hari lebih awal memulai ibadah puasa Ramadhan.

“Kami dua hari lebih awal memulai puasa dibanding umat Islam pada umumnya,” kata Habib Hamid, di pondok modern Al Khoiriyah, Tulungagung, Senin (3/6/2019) pagi.

“Sudah ada hitung-hitungannya berdasarkan ahli Falaq. Keyakinan ini juga sudah diikuti jamaah Al Muhdlor sejak lama, sejak masa Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdlor masih hidup,” kata Habib.

Meski demikian, Habib Hamid tidak memperkenankan media meliput pelaksanaan sholat Id. Pihaknya khawatir akan menimbulkan polemik dan membuat masyarakat merasa tak nyaman.

Habib Hamid menceritakan, tahun 2008 silam, pihaknya melaksanakan shalat Id tiga hari lebih cepat dari umat Islam pada umumnya. MUI Tulungagung sempat melempar tuduhan yang bukan-bukan kepada jamaah asuhannya.

“Saat itu MUI Tulungagung bereaksi. Ajaran Al Muhdlor dinilai sesat. Penetapan awal puasa dan lebaran kami dianggap tidak berpatokan ilmu Falaq yang benar,” terangnya.

Menurut Habib Hamid, ajaran Habib Ahmad Al Muhdlor memiliki patokan tersendiri. Ajaran mulia tersebut diikuti ribuan orang sejak puluhan tahun.

“Seharusnya tidak perlu diperdebatkan. Apalagi menuduh pihak lain sebagai aliran sesat,” sesalnya.

Habib Hamid menegaskan pondoknya sangat Pancasila. Dia menunjuk pada tugu pintu masuk area pondok yang terpasang bendera NKRI dan lambang Garuda Pancasila.

Menurut dia, rutinitas ibadah pengikut jamaah Al Muhdlor sama seperti muslimin pada umumnya, khususnya tradisi NU. Hal itu karena Habib Ahmad, pendiri pondok itu diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan NU.(hsn)