
Jakarta, 5NEWS.CO.ID – Pemred Koran Tempo Budi Setyarso menyatakan bahwa produk jurnalistik investigasi yang tertulis di majalah Tempo tersebut sudah melalui proses verifikasi tim redaksi, dan tidak asal.
Materi yang dipublikasi pada majalah tersebut juga baru berkisar 30 persen dari info yang ditulis pewarta di lapangan, Sementara sisanya dipending karena proses verifikasi data yang belum selesai.
“Verifikasi itu berkaitan dengan bagaimana info awal didapat, lalu dikroscek ke banyak sumber terkait baru hasil itu kita tulis,” katanya usai klarifikasi antara terlapor dari tim redaksi Tempo dengan pelapor atas nama Mayjen TNI (Purn) Chairawan katanya di Gedung Dewan Pers Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Menurut Budi, pencantuman nama Tim Mawar dalam berita tersebut dikarenakan adanya ungkapan langsung dari salah satu narasumber bernama Fauka Noor Farid, yang mengaku bahwa dirinya sebagai Tim Mawar.
“Kami nyatakan bahwa pernyataan itu dikutip dari Fauka. Tim Mawar bukan organ yang formal di Kopassus. Istilah ini adalah kode sandi rahasia tim yang menjalankan misi, lalu kemudian terbongkar sebagai penculikan aktivis 97,” katanya menjelaskan.
Budi menjelaskan kenapa Tim Mawar selalu dikaitkan dengan kerusuhan. Sebab kalau dirunut, sebetulnya pada 1998 saat sidang pengakuan Tim Mawar datang dari Bambang Kristiono.
Penyebutan Tim Mawar, lanjut Budi, merupakan komunikasi pihaknya kepada pembaca bahwa itu adalah bahasa jurnalistik.
“Karena kalau menyebut Fauka itu siapa, masyarakat mungkin tidak mengenalnya,” tambahnya.
Untuk itu, meskipun pihaknya sudah wawancarai Chairawan selaku Mantan Komandan Tim Mawar, namun tidak menyebutkan namanya dalam pemberitaan tersebut karena permintaan nara sumber. (mas)
. fff