
sumber: Kemlu .go.id
Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Indonesia kembali terpilih sebagai salah satu Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mewakili Asia Pasifik melalui pemungutan suara yang dilaksanakan di New York, Amerika Serikat, Kamis, (19/10/2019).
Indonesia berhasil mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan tersebut dibandingkan dengan calon-calon yang lain seperti Jepang, Korea Selatan, Marshall Islands, dan Irak dengan total dukungan 174 dari 192 negara anggota PBB yang memilih.
Banyak pihak yang antusias menyambut prestasi baru milik indonesia di kancah internasional ini. Tetapi, tidak sedikit pula yang mengkritik dan skeptis melihat Indonesia kembali menjadi Dewan HAM PBB di tengah sorotan dunia atas masalah Papua yang memanas belakangan ini.
Menurut ahli politik internasional dari universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, isu papua memang menjadi kesulitan tersendiri bagi pemerintahan Jokowi meskipun pihak pemerintah telah menggenjot laju pembangunan di bumi cendrawasih tersebut.
Wilayah paling timur di Indonesia tersebut kembali menjadi perhatian setelah demonstrasi yang berujung rusuh terjadi disana tepat sehari setelah hari kemerdekaan Indonesia yang ke 74. Kerusuhan yang terjadi di Papua itu kemungkinan besar dipicu oleh kejadian penggerebekan asrama mahasiswa Papua di Surabaya sehari sebelumnya.
Sejak bumi cenderawasih bergolak, kampanye referendum Papua pun kembali digaungkan oleh aktivis pro kemerdekaan Papua seperti Ketua Persatuan Pergerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda,dan aktivis Papua Veronica Koman.
Walau isu tentang papua kerap digunakan untuk menyerang indonesia dalam kancah internasional, Rezasyah tetap menganggap bahwa terpilihnya Indonesia sebagai Dewan HAM PBB ini justru bisa dijadikan momentum untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah Papua yang selama ini telah dipolitisasi oleh banyak pihak. (mra)