Tanggulangi Banjir, Hutan Pati Ayam Akan Direhabilitasi

Sosialisasi dan Bintek Pelaksanaan RHL oleh lembaga legislatif. (Foto: Husain/5NEWS.CO.ID)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Kawasan hutan dan lahan yang gundul dapat menjadi salah satu faktor bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pati. Atas hal tersebut, DPR RI bersama BPDAS Pemali Jratun dan Dinas Kehutanan Jawa Tengah menggelar Sosialisasi dan Bintek Pelaksanaan RHL oleh Lembaga Eksekutif, Kamis (24/11/2022). 

Diketahui hutan yang mengalami kegundulan maka pohon yang tersisa tidak mampu menyerap semua kadar air yang secara maksimal dari curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, Anggota Komisi X DPR RI Firman Soebagyo menegaskan upaya bersama untuk merehabilitasi lingkungan hutan dengan menanam pohon. 

Cara ini dinilai efektif untuk mengembalikan fungsi hutan dalam konservasi menjaga ekosistem dan mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. 

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Pati, Sri Wahyuningati mengatakan kegiatan ini harus segera dilakukan. Menurutnya, bencana banjir yang dulunya tidak ada di kawasan dataran tinggi tetapi sekarang justru terjadi. Padahal biasanya hanya di kawasan sekitar sungai. 

“Saat ini kita sering mendapat kondisi yang dulu tidak ada banjir. Dulu lazimnya di daerah aliran sungai. Tapi akhir ini di daerah pegunungan pun sering terjadi banjir dan harus disikapi,” kata Ning nama sapaannya, Kamis (24/11/2022). 

Dia berharap agar program ini tidak jadi hanya sesaat namun bisa dalam lingkup jangka panjang. 

“Harapannya ini menjadi tidak program sesaat secara nilai ekonomis ketika ada tanaman yang memberikan hasil dalam waktu pendek,” ujarnya. 

“Tapi dalam jangka panjang diharapkan ini menjadi suatu proses alam untuk bisa lebih menahan efek dari tidak adanya konservasi,” sambungnya. 

Dia menyebut wilayah Pati Ayam menjadi salah satu kawasan yang akan dilakukan konservasi. Lahan di Pati Ayam sendiri dinilai bisa menjadi daerah yang dapat menyangga dan menahan air dari tanah supaya tidak terjadinya bencana terutama banjir.

Kegiatan ini penting untuk dikawal dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. 

“Karena sudah ditanam tidak dirawat tidak tumbuh kemudian diobservasi bagaimana keterserapan penanganan air. Pastinya partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini juga dibutuhkan,” tandasnya. 

“Rencananya tanaman pohon sengon dan alpukat. Karena tidak butuh waktu panjang masa tumbuhnya. Secara teknisnya ada hitung-hitungan seberapa membantu untuk proses penanggulangan alam menampung curah hujan,”  lanjutnya. (hus)

Komentar