Hasilkan Jutaan Rupiah, Ternak Jangkrik Diminati Petani Purbalingga

Ternak Jangkrik Purbalingga

Purbalingga. 5NEWS.CO.ID,- Ternak jangkrik semakin diminati petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Pasalnya, dari bisnis ini para petani mendapatkan keuntungan cukup lumayan. Seorang peternak bisa meraup untung jutaan rupiah setiap panen.

Serangga berkaki empat ini dibudidayakan dalam kotak dari bahan kayu lapis sejak berbentuk telur hingga pembesaran dan siap dipanen. Tingginya permintaan dari penjual pakan burung mendorong para petani Kabupaten Purbalingga untuk mulai beternak jangkrik.

Seorang peternak jangkrik, Tarwin (57), warga Rt 02 Rw 10 Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga mengaku mulai beternak jangkrik sejak tahun 2017. Mulanya coba-coba, Tarwin memulai usaha ternak jangkrik dengan peralatan seadanya di rumah.

Kini, pria itu mengembangkan usaha ternak jangkrik di atas sebidang tanah yang berlokasi dekat rumahnya. Dibanding bercocok tanam, kata Tarwin, usaha ini lebih bisa diharapkan hasilnya.

“Hasil panen bisa sembilan puluh kilo. Itu juga karena panen cepat. Kalau mau nunggu sekitar seminggu lagi, hasilnya bisa satu kwintal atau lebih,” kata Tarwin saat dikunjungi 5NEWS.CO.ID di lokasi peternakan jangkriknya, Jumat (13/12/2019) siang.

“Harganya sedang turun sekitar lima belas ribu per kilo. Memang naik turun harganya. Sempat laku lima puluh ribu per kilo kemarin,” lanjutnya.

“Dari telur sampai panen rata-rata sekitar tiga puluh hari. Bisa lebih cepat, jika bibitnya bagus. Kadang-kadang juga sampai empat puluh hari lebih baru dipanen,” tutur pria yang biasa dipanggil pak Tarwin ini.

Kandang peternakan jangkrik pak Tarwin terbuat dari tiang-tiang bambu yang disusun seperti rumah. Bangunan itu beratap seng dan dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari banner bekas. Di dalamnya berjajar kotak-kotak yang terbuat dari kayu triplex sebagai tempat pembesaran jangkrik.

Tarwin menjelaskan, peternakan jangkrik itu dilakukannya secara berkelompok. Dia menyebut masing-masing kelompok mengambil peran tersendiri dalam siklus pembesaran serangga itu.

“Ya, ada yang cuma ‘bikin’ telur. Ada yang pembesaran. Pokoknya dibagi antar anggota yang berjumlah sekitar dua puluh sampai dua puluh lima orang ,” ujar dia.

Meski banyak pihak menawarkan bantuan untuk mengembangkan usahanya, pak Tarwin dan kawan-kawan lebih memilih jalan mandiri dalam mengelola usaha yang telah dirintisnya sejak dua tahun lalu.(hsn)