Hancurkan Bandara Najran, Saudi Tuduh Drone Pejuang Haouthi Targetkan Makkah

Pejuang Yaman Targetkan Fasilitas Minyak Bukan Situs Suci

Sanaa, 5News.co.id,- Saluran TV al-Masirah yang dikelola pejuang Houthi melaporkan bahwa serangan yang dilakukan oleh pesawat tempur Qasef-2K pada Selasa, (22/5/2019) berhasil menghantam sebuah bandara di Najran, Saudi Arabia.

Sehari sebelumnya, tentara Yaman juga menembak jatuh pesawat mata-mata Saudi di distrik Hais di provinsi Hudaydah barat, Senin (21/5/2019).

Saudi menyebutkan fasilitas sipil di Najran menjadi sasaran sebuah drone bermuatan bahan peledak dalam serangan pada hari Selasa.

Saudi Press Agency (SPA) mengatakan Houthi merupakan ancaman nyata terhadap keamanan regional dan internasional dengan menargetkan objek dan fasilitas sipil. Namun, SPA tak memberi rincian apapun tentang serangan itu.

Serangan drone yang menyebabkan kerusakan besar di bandara itu terjadi selang seminggu setelah pipa minyak Arab Saudi hancur oleh serangan yang sama.

Saudi kemudian menuduh pejuang Yaman menargetkan Makkah setelah perusahaan raksasa Aramco menghentikan aliran minyaknya pada jalur vital tersebut.

Kepala Kepungurusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdurrahman Al Sudais menyatakan kecaman atas upaya serangan yang dilakukan milisi Houthi terhadap Makkah.

Al Sudais mengatakan serangan ini dilakukan oleh mereka yang tidak menghormati bulan suci Ramadhan. Selanjutnya, dia lalu memuji militer Arab Saudi karena sukses menghalau serangan itu.

“Tindakan bermusuhan ini dilakukan oleh sebuah badan tanpa prinsip atau agama. Itu adalah agresi yang terang-terangan dan mencolok,” kata Al Sudais dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (21/5/2019).

Pejuang Yaman, menolak klaim tersebut, dan menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menargetkan situs suci umat Islam.

“Melalui tuduhan ini, rezim Saudi berusaha, mengumpulkan dukungan bagi agresi brutalnya terhadap rakyat Yaman,” kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Sare’e, seperti dilansir Presstv.com.

Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam juga menekankan bahwa Riyadh telah “mengarang kebohongan” tentang menargetkan Mekah untuk mengalihkan perhatian dunia atas apa yang terjadi di Yaman.

Arab Saudi dan sekutunya melancarakan perang melawan Yaman sebagai upaya untuk mendudukkan kembali rezim sekutu Riyadh. Namun, upaya Saudi itu gagal terwujud berkat perlawanan sengit pejuang Yaman Houthi.

Hingga kini, agresi militer Saudi yang didukung Barat sejak 2015 lalu telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman, menghancurkan infrastruktur negara itu serta menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran.(hsn)