
JAKARTA, 5NEWS.CO.ID,- Salahuddin Wahid atau Gus Sholah telah wafat. Beliau menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu malam sekitar pukul 20.59 WIB di RS Harapan Kita Jakarta pada usia 77 tahun.
Adik Presiden RI-4, Abdurrahman Wahid, mendapat perawatan medis sejak awal Januari 2020. Bermasalah pada jantungnya, hingga menjalani operasi di organ vital tersebut pada Jum’at (31/1).
Pihak kerabat keluarga dari Almarhum juga tampak di RS Harapan Kita. Seperti Shinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur), Yenni Wahid dan lainnya.
Menurut putra dari Pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang, Irfan Wahid, bahwa kondisi ayahnya sempat membaik beberapa Minggu lalu, kemudian menurun dalam seminggu terakhir ini. Ia menyebut rencana proses pemulangan ke rumah duka, di Jalan Kapten Tendean 2c, Bangka Raya, Jakarta Selatan, hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
“Sekarang masih dimandikan di sini dulu (RS Harapan Kita) karena masih ada luka bekas operasi. Sekitar 2 – 3 jam kemudian akan dibawa ke rumah duka. Besok pagi sekitar jam 8 – 9 pagi, Kita sudah ke bandara Halim. Mungkin akan dibantu Panglima TNI, dibawa pesawat Hercules. Terus Kami ke sana, mendarat di Surabaya, ke Tebu Ireng. Rencana dimakamkan sekitar pukul 15.00 atau 16.00 WIB. Insya Allah husnul khotimah,” terang Irfan Wahid yang didampingi Sang Ibu, Ny. Farida Wahid (istri Gus Sholah), pada awak media, Minggu (2/2/20).
Usai tersiar kabar kepergiannya, beberapa tokoh nasional terlihat di RS Harapan Kita. Mereka adalah Ketum PB NU Said Aqil Sirodj, Menkopolhukam Mahfudz MD, Politisi Senior Golkar Akbar Tanjung, Gubernur DKI Anies Baswedan, mantan Menkominfo Rudiantara, Politisi Gerindra Sandiaga Uno dan lain-lain.
Said Aqil Sirodj menyebut, bahwa cucu dari pendiri NU itu, sebagai figur dengan pembawaan tenang, sederhana dan banyak jasanya bagi bangsa.
“Jasa Beliau yang paling penting adalah adanya UKP PIP (Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila), yang sekarang menjadi BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Saya termasuk anggota pengarah. Itu antara lain ide beliau,” terang Said Aqil.
Ia juga menambahkan, bahwa Sesepuh NU tersebut merupakan sosok yang peduli pada umat. Juga concern terhadap dunia pendidikan dunia pesantren di tengah keberagaman.
“Beliau sangat mendambakan pesantren yang outputnya, alumninya siap ditengah-tengah masyarakat. Dengan basic agama yang kuat, kualitas agama yang kuat tapi juga tidak ketinggalan dengan situasi dan menguasai teknologi sekarang ini. Jadi, Beliau seorang yang sangat sangat peduli dengan pendidikan pesantren. Bagaimana santri-santri ke depan bukan hanya ahli-ahli agama, tapi harus mampu berperan dengan masyarakat di berbagai lini,” tegasnya. (h@n)