
Pati, 5NEWS.CO.ID,- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar rapid test gratis untuk santri. Sebanyak 93 santri Lirboyo asal Pati menjalani rapid test sebelum kembali ke pesantren pada hari Senin mendatang.
Ketua PCNU Pati KH. Yusuf Hasyim mengungkapkan rapid test gratis yang digelar PCNU Peduli COVID-19 difasilitasi oleh pihaknya yang bekerjasama dengan Satuan Gugus Tugas Kab. Pati. Ia menyebut, kegiatan rapid test gratis untuk santri yang digelarnya pertama kali ini akan diikuti dengan kegiatan serupa di masa mendatang
“Baru pertama ini. Ada sejumlah 93 santri (yang menjalani rapid test). Total jadi sekitar 96 orang untuk tahap pertama,” tutur Hasyim kepada wartawan, Sabtu (4/7/2020) siang.
Selain rapid test gratis, pihaknya juga telah menyediakan angkutan transportasi bus yang akan memberangkatkan para santri itu ke ponpes Lirboyo pada hari Senin mendatang. Ia berharap, hal serupa juga dapat dilaksanakan bagi santri-santri asal Kabupaten Pati yang mondok di pesantren lain.
“Kami berharap dari gugus tugas masih bekerja sama dengan PCNU juga. Karena masih ada santri-santri yang lain yang juga membutuhkan rapid test,” katanya.
Menurut Hasyim, beberapa santri dari sejumlah pesantren sudah mengajukan permohonan rapid test gratis ke PCNU Pati itu. Hal itu menjadikan PCNU Peduli COVID-19 merencanakan kegiatan serupa untuk tahap berikutnya.
“Ini juga baru kita data kebutuhan berapa. Sehingga nanti kita akan mengajukan lagi untuk rapid test yang kedua,” lanjut dia.
Sekaitan dengan dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pesantren di Pati, ketua PCNU Pati itu mengaku sudah menyampaikan permohonan secara langsung ke Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kab. Pati. Menurut dia, PCNU Peduli COVID-19 telah bekerja sama dengan Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI) dan Lembaga Kesehatan NU (LKNU) untuk mengedukasi pesantren-pesantren di Kabupaten Pati dalam mempersiapkan kembalinya santri ke pesantren.
“Kita sudah melakukan edukasi untuk menyiapkan itu (dimulainya KBM di pesantren),” ungkapnya.
Meski ada kekhawatiran dari gugus tugas, dengan antisipasi pencegahan dan protokoler kesehatan, penyebaran virus corona di pesantren bisa dihindari. Selain itu, pos kesehatan pesantren dan Satgas COVID-19 Pesantren akan bekerjasama dengan puskesmas dan Muspika setempat. Dengan demikian, menurutnya, pengawasan dan penanganan COVID-19 di lingkup pesantren, bisa dimaksimalkan.
“Hal ini diinisiasi oleh RMI Pusat, kemudian dari Kemenag dan edaran bupati sekaitan dengan protokoler. Semua itu mendorong dibentuknya PCNU Peduli COVID-19,” ujar Hasyim.
Hasyim juga menerangkan, PCNU Peduli COVID-19 juga telah mengedukasi pengurus pesantren untuk melakukan penjadwalan santri secara bertahap. Bagi pesantren yang sudah siap mematuhi protokoler kesehatan dan memenuhi sejumlah kriteria bisa mengajukan permohonan ke satuan gugus tugas.
Namun demikian, pesantren yang menggunakan sistem pendidikan fomal masih harus menunggu jadwal tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli mendatang.(hsn)