Erdogan ‘Main Mata’ dan Jalin Kerja Sama dengan ISIS di Suriah


London, 5NEWS.CO.ID – Presiden Perancis Emmanuel Macron menuduh Turki memiliki hubungan dekat dengan ISIS dan mengatakan bahwa Ankara harus memberikan penjelasan soal ini pada pekan ini di pertemuan NATO.

Reuters melaporkan,  Presiden Perancis  dalam sebuah jumpa pers bersama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa saat ini mereka memiliki musuh bersama, yaitu terorisme. Namun Macron menyayangkan sikap Turki yang disebutnya kerap melakukan koordinasi dengan kelomopok teroris ISIS.

“Sayang sekali kami tak memiliki definisi yang sama tentang terorisme saat berada di meja perundingan. Saat saya memikirkan Turki, mereka berseteru dengan mereka yang bersama kami memerangi ISIS tiap jengkalnya dan terkadang mereka melakukan koordinasi dengan kelompok-kelompok proksi ISIS,” ucap Macron, Selasa (2/12/2019).

Selain itu Macron menegaskan kembali bahwa negaranya menolak permintaan Presiden AS untuk memulangkan para warga Perancis yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak. Ia mengatakan bahwa hal itu bukanlah prioritas. Dan saat ini mereka lebih fokus untuk memerangi ISIS yang menurutnya belum kalah sepenuhnya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada beberapa hari terakhir menanggapi pernyataan Emmanul Macron soal sikap Ankara di Suriah Utara mengatakan bahwa Perancis tak berhak mengkritik operasi militer Turki di Suriah utara.

Erdogan lebih lanjut, dengan nada mengejek menghimbau kepada Macron untuk memeriksa kesehatannya terlebih dahulu agar tidak menderita kematian otak.

Namun pemerintah Suriah jauh-jauh hari memiliki bukti keterlibatan Turki dengan kelompok teretoris Daesh atau ISIS. Bukti baru telah ditayangkan yang mendokumentasikan hubungan erat antara rezim Turki dan organisasi teroris Daesh, menurut laporan kantor berita Suriah, SANA Oktober silam.

Laporan media dari Provinsi Hasaka mengatakan bahwa, sejak awal rezim Turki, pasukan pendudukan AS memindahkan, dalam beberapa kelompok, sejumlah pemimpin Daesh dan sekitar 1.000 perempuan, yang merupakan istri dari anggota organisasi teror ini, ke Irak.

SANA menyebutkan bahwa baru-baru ini, sebuah video mengungkapkan kerja sama antara rezim Erdogan dan organisasi teroris Daesh menjadi viral di media sosial. Video itu memperlihatkan sejumlah teroris Daesh yang ditemani oleh pasukan Erdogan dan tentara bayaran sambil mengklaim bahwa mereka adalah prajurit “Khalifa Ottoman”.

Bukti tentang hubungan rezim Erdogan dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah bukanlah hal baru, karena sejak awal perang teroris di Suriah, rezim Turki telah mengizinkan ribuan teroris bayaran untuk menyusup ke Suriah melintasi perbatasan Turki untuk memerangi negara Suriah setelah menerima pelatihan di kamp-kamp yang disediakan untuk mereka oleh rezim Erdogan di dekat perbatasan.

Dalam satu wawancara dengan televisi Suriah, Presiden Suriah Basar Asad mengomentari ulah Turki yang memasuki wilayah Utara Suriah tanpa izin dengan alasan melawan Kurdi.

“Erdogan adalah seorang pencuri. (kemarin) dia mencuri gandum dan minyak Suriah. Hari ini dia sibuk mencuri tanah Suriah. Semua tanah Suriah penting, tapi kami bertindak berdasarkan prioritas dan kondisl lapangan,”kata Assad. (mas)