
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Elon Musk, CEO X (Twitter) mengancam akan menangguhkan pengguna dari platform media sosialnya karena menggunakan frasa pro Palestina ‘from the river to the sea’ dan kata ‘decolonisation’. Musk mengatakan bahwa dua frasa dan eufemisme serupa ini menyiratkan genosida.
Pernyataan kontroversial itu disampaikan Elon Musk dalam cuitannya di platform X. Ia mengancam akan menangguhkan akun yang terus menulis dua frasa tersebut.
Sebagai tanggapan, beberapa pengguna media sosial mengkritik fokus Musk pada seruan kebebasan Palestina. Jurnalis Dan Cohen menyatakan bahwa piagam Partai Likud tahun 1977 secara eksplisit menyatakan bahwa “antara Laut dan Sungai Yordan hanya akan ada kedaulatan Israel”.
“Namun ketika warga Palestina menyerukan kebebasan mereka dengan menggunakan rumusan yang sama, Anda mengecamnya sebagai genosida dan sensor. Cara untuk tunduk pada lobi Israel,” tulisnya menanggapi Musk.
Dilansir Egyptian Streets, Sabtu (18/11/2023), sebagai tanggapan, Musk menulis “Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya”. Hal ini menyebabkan kemarahan media sosial, menuduh CEO X mendukung klaim bahwa komunitas Yahudi mendorong kebencian terhadap orang kulit putih.
Gedung Putih juga mengkritik Musk karena mengulangi bahasa antisemitisme.
“Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan mengerikan di balik tindakan Antisemitisme paling fatal dalam sejarah Amerika, apalagi satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust,” kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates dalam sebuah pernyataan pada 17 November.
“Kami mengutuk keras promosi kebencian Antisemit dan rasis yang menjijikkan ini,” tambahnya.
Hal ini mengakibatkan boikot iklan besar-besaran terhadap X oleh perusahaan-perusahaan besar AS, termasuk Walt Disney Co, Warner Bros Discover, dan induk NBCUniversal Comcast untuk menghentikan sementara iklan mereka di X. Komisi Eropa, jaringan TV Paramount, dan studio film Lionsgate juga telah menarik diri dari X.