Dr. Reisa Ungkap, Kasus DBD Meningkat Banyak Ditemukan di Wilayah Tinggi COVID-19

Dr. Reisa Broto Asmoro

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, -Saat ini kasus demam berdarah dangue (DBD) di Indonesia semakin meningkat dan tersebar di wilayah Kabupaten atau kota.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan DBD adalah salah satu tantangan terberat bagi Pemerintah Indonesia di tengah pendemi COVID-19, masyarakat diingatkan untuk tetap waspada.

“Ditengah pendemi COVID-19, kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak, memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama-sama, maupun bekerja sama dengan pemerintah,” ucap dr Reisa, Jumat (3/7/2020) kemarin.

Menurutnya nyamuk aedes aegypti lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang. Masyarakat diminta untuk tetap memperhatikan saluran air dan tempat-tempat reservoir air.

Ada 3 langkah pencengahan, yaitu dengan melakukan 3M yaitu menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.

Selain itu pakaian bekas pakai yang digantung berpotensi menjadi tempat bersembunyi nyamuk didalam rumah.

Ia juga menyebutkan ciri-ciri gejala DBD yaitu, setelah digigit nyamuk seseorang akan merasakan gejala 4 hingga 10 hari, seperti panas tinggi capai 40 derajat celcius. Kemudian sakit kepala, nyeri tulang, nyeri otot, mual dan muncul bintik merah dikulit yang  berujung perdarahan pada hidung dan gusi.

Perdarahan bisa mengakibatkan penderita mengalami syok dan kematian. Belum ada obat spesifik untuk melawan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan guna mengurangi gejala, seperti demam, nyeri  serta mencegah komplikasi.  

Berkaitan dengan pencegahan COVID-19, masyarakat dianjurkan untuk tetap membiasakan diri dengan kebiasaan yang baru yaitu membersihkan diri setelah sampai dirumah.

Dr Reisa menyarankan agar masyarakat bersama-sama membasmi DBD dan berkoordinasi dengan pihak pengelola lingkungan guna pemberantasan nyamuk dipemukinan serta terus melawan COVID-19.

Diketahui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa kasus DBD banyak ditemukan diwilayah dengan kasus COVID-19 yang tinggi, seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. (dbs/sari)