DPR RI Rindukan Kegarangan Prabowo Terkait Polemik Perairan Natuna

Menhan Prabowo Subianto yang lebih memilih jalan damai untuk hadapi China

Jakarta, 5NEWS .CO.ID,- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memilih jalan damai melalui diplomasi untuk menyelesaikan polemik kepemilikan perairan Natuna oleh China. Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya akan mencari jalan terbaik dalam menghadapi China untuk menyelesaikan persoalan ini.

Terkait klaim perairan Natuna oleh China, Prabowo juga sempat melakukan rapat bersama dengan Menkopolhukam, Mahfud MD dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

“Kita harus cari solusi baik lah di ujungnya. Saya kira ada solusi baik. Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat,” ujar Prabowo, Sabtu (04/01/20).

Namun demikian, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengaku tak ada penambahan pasukan di Natuna sampai saat ini. Dia juga tidak melihat polemik Natuna ini akan mengganggu investasi yang tengah digalakkan pemerintah era Jokowi.

“Kita cool saja, kita santai kok ya,” ujar Prabowo.

Meski begitu, Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengaku sangat merindukan sikap tegas Prabowo ketika kedaulatan bangsa terusik di Natuna. Sikap tegas Prabowo yang kerap kali ditunjukkan saat kampanye Pemilihan Presiden 2019 lalu.

“Pak Prabowo, kami mendambakan kegarangan Bapak ketika nasionalisme dan kedaulatan bangsa terusik,” kata Dedi kepada awak media, Sabtu (04/01/20).

Dedi juga mengatakan bahwa menjaga perairan dengan tujuan menjaga kedaulatan dan melindungi seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan kewajiban yang melekat pada negara.

 Ia juga berpendapat bahwa hubungan persahabatan dengan China adalah hubungan setara. Karena setara, ketika ada kekayaan yang diambil, sikapnya bukan lagi perundingan, melainkan tindakan tegas.

Namun, tindakannya bukan dengan pendekatan militer, melainkan dengan pendekatan sipil yag dapat dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Contohnya seperti penenggelaman kapal oleh Menteri KKP terdahulu, Susi Pudjiastuti.

TNI sendiri kini sudah siap tempur terkait masuknya armada China awal pekan ini. Operasi siaga tempur dilaksanakan Koarmada 1 dan Koopsau 1. Alutsista yang telah disiagakan yaitu 3 KRI, 1 pesawat intai maritim dan dan 1 pesawat Boeing TNI AU. Sedangkan 2 KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna. (mra)