
Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Ceramah Ustaz Abdul Somad atau UAS di KPK pada Selasa (19/11/2011) kini berbuntut panjang. Penceramah yang tidak sepi dari kontroversi itu dihebohkan karena pegawai KPK yang mengundang UAS disinyalir tidak menaati perintah atasan.
Ketua KPK Agus Raharjo mejelaskan duduk perkara buntut kegaduhan gegara ceramah UAS di lembaga anti kurupsi itu. Menurut Agus ceramah UAS di KPK bagus namun prosedur yang dilalui dan kriteria penceramah yang menimbulkan persoalan, sehingga Agus pun melakukan pemeriksaan ke anak buahnya yang mengundang dai lulusan Maroko itu.
“Kenapa pemeriksaan
perlu dilakukan kepada staf KPK yang mengundang UAS? Karena, malam sebelumnya,
salah satu pengurus BAIK (Badan Amal Islam KPK), memberitahu dua pimpinan yang
beragama Islam (Agus Raharjo dan Laode M Syarif), tentang kedatangan UAS dalam
kajian zuhur di KPK. Kami berdua melarang, UAS diundang,” ujar Agus, Jumat
malam (22//11/2019).
Menurut Agus, di pimpinan KPK sendiri ada agama
lain selain Islam. Diantara alasan dirinya dan Syarif melarang pegawai tersebut
mengundang UAS karnea UAS pernah menimbulkan kontroversi di masyarakat.
“Masalahnya, UAS dalam perjalanannya pernah
menimbulkan kontroversi di masyarakat. Insan KPK tidak boleh memelihara
kontroversi seperti itu terus berlangsung. Malah, seharusnya insan KPK wajib
membantu menghapus dan melupakan kontroversi seperti itu,” tegas Agus.
Banyak pertanyaan dialamatkan ke Agus pasca UAS ceramah di KPK, akunya. Apalagi ada foto-foto jemaah yang berpose dua jari seolah Pemilu belum usai.
“Apalagi dalam foto yang beredar banyak jemaah yang masih menunjukkan simbol dua jari, yang seolah-olah pemilu belum selesai. Komentar terhadap ceramah UAS di KPK sangat bermacam-macam, saya yakin anda juga mengetahui. Artinya, seolah-olah seperti insan KPK memelihara kontroversi tetap berlangsung. Kejadian seperti ini yang sangat kami sesalkan. Lagi saya tekankan, seolah kami memelihara kontroversi,” ujar Agus.
Sedangkan KPK bertujuan
memperkuat NKRI, memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia lewat pencegahan
dan pemberantasan korupsi.
“Insan KPK dalam melaksanakan tugasnya dan
dalam kehidupannya sehari-hari wajib selalu berpedoman kepada Dasar Negara
Pancasila, Landasan Konstitusional UUD 45, serta Lambang Negara Garuda Pancasila
yang semboyannya Bhinneka Tunggal Ika,” kata Agus.
Oleh sebab itu, Agus mengatakan pegawai yang
mengundang UAS bakal diperiksa karena dirinya dan Wakil Ketua KPK Laode M
Syarif sudah sempat melarang agar UAS tak diundang. Dia menegaskan pemeriksaan
pegawai tersebut karena kemungkinan adanya ketidakpatuhan atau insubordinasi
dengan pimpinan.
“Tolong kami dibantu membawa KPK tetap
berada di jalan yg lurus, jalan yang diridhoi Allah SWT, untuk melawan korupsi
yang menjadi musuh utama bangsa dan negara Indonesia.” katanya.
Penceramah asal Asahan Sumatra Utara itu memang sering menyatakan hal yang kontroversial, sebagai ulama yang memiliki banyak umat justru menimbulkan kegaduhan di masyarakat awam. Tak ayal suasana panas pilpres masih kentara di akar rumput.
Sebelum ini UAS menimbulkan kontroversi terkait keyakinan kaum Nasrani. UAS menyoal salib dan menyebutkan bahwa ada jin kafir dalam salib itu.
Kemudian yang terbaru UAS dengan mengitup para ulama klasik yang mengharamkan catur. Alasannya karena catur adalah pekerjaan sia-sia karena orang bisa duduk berlama-lama di depan papan catur dan lupa salat. UAS hanya mempermasalahkan catur yang masuk cabang olah raga.
Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat pada Jumat menggapi bahwa semua orang memiliki refrensi yang mungkin saja berbeda-beda. Fachrul pun enggan berkomentar banyak atas pernyataan UAS tersebut. Fachrul khawatir jika makin ditanggapi hal itu nantinya justru menimbulkan polemik di publik.
“Itu enggak usah ditanggapi lah yang gitu-gitu ya. Malu nanti kita, malu diketawain orang banyak,” ujarnya.
Walhasil, KPK pun yang seharusnya mengejar koruptor dan uang negara dari para koruptor akhirnya sibuk gegara mengundang penceramah UAS. (mas)