
Jakarta.5News.co.id-Sekelompok pengacara internasional dan anggota parlemen Inggris mengajukan permintaan untuk mengunjungi para aktivis wanita yang ditahan di penjara-penjara Arab Saudi.
Surat Khabar Mehr News (2/1/2019) mengutip stasiun televisi Al Jazeera melaporkan, sebagian besar wanita di penjara-penjara Saudi adalah aktivis hak asasi manusia yang ditahan oleh pemerintah rezim Al Saud.
Anggota parlemen dan pengacara Inggris itu ingin melakukan investigasi terkait dugaan penyiksaan terhadap aktivis wanita Saudi yang ditahan di penjara dan dilarang bertemu keluarga juga tidak berhak mendapat pendampingan pengacara atau wakil hukum.
Salah satu anggora parlemen Inggris, Crispin Blunt yang memimpin kelompok pengacara internasional, mengirim surat kepada duta besar Saudi di London dan memintanya untuk mempersiapkan kunjungan mereka ke penjara di dekat Jeddah.
Sebelumnya Human Right Watch, HRW mengumumkan, Saudi harus segera mengizinkan para investigator internasional untuk bertemu dengan para aktivis perempuan yang dipenjara sejak Mei 2018 di Saudi.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa para aktivis yang ditangkap oleh Pemerintah Arab Saudi tahun ini menghadapi pelecehan seksual dan penyiksaan. Sejak bulan Mei, kerajaan Saudi telah menahan setidaknya 10 wanita dan tujuh pria dengan tuduhan keamanan nasional yang samar-samar, yang terkait dengan pekerjaan hak asasi manusia mereka. Banyak aktivis ditahan tanpa dakwaan atau perwakilan hukum.
Para aktivis Saudi—termasuk wanita—yang ditangkap dalam tindakan keras pemerintah tahun ini, telah menghadapi pelecehan seksual dan penyiksaan selama interogasi, kata Amnesty International.
Sejak bulan Mei, kerajaan Saudi telah menahan setidaknya 10 wanita dan tujuh pria dengan tuduhan keamanan nasional yang samar-samar, yang terkait dengan pekerjaan hak asasi manusia mereka.
Mereka yang ditangkap termasuk Loujain al-Hathloul, Eman al Nafjan, dan Aziza al-Yousef, yang mengkampanyekan hak untuk mengemudi sebelum larangan selama puluhan tahun tersebut dicabut pada bulan Juni.
Para aktivis ini—yang ditahan di penjara Dhahban di pantai Laut Merah barat—menghadapi penyeteruman listrik dan cambuk yang berulang-ulang, membuat beberapa dari mereka tidak dapat berdiri atau berjalan, kata Amnesty dalam sebuah laporan.
Setidaknya satu aktivis dibuat menggantung dari langit-langit dan seorang wanita lain dilecehkan secara seksual oleh interogator yang mengenakan masker wajah, kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris tersebut menambahkan.
Banyak dari mereka yang ditangkap dituduh merusak keamanan dan membantu musuh negara.
Beberapa dari mereka kemudian dibebaskan, tetapi mereka yang masih ditahan salah satunya termasuk al-Yousef, yang merupakan seorang pensiunan profesor di Universitas Raja Saud Riyadh, kata Amnesty.
Laporan kelompok itu muncul seiring Arab Saudi menghadapi kritik global yang kuat atas pembunuhan orang dalam yang berubah menjadi kritikus Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul pada 2 Oktober, yang medorong kerajaan Saudi ke dalam salah satu krisis terburuknya.
“Hanya beberapa minggu setelah pembunuhan kejam Jamal Khashoggi, laporan mengejutkan tentang penyiksaan, pelecehan seksual, dan bentuk-bentuk perlakuan sewenang-wenang lainnya—jika diverifikasi—mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang keterlaluan oleh pemerintah Saudi,” ujar Lynn Maalouf, direktur penelitian Timur Tengah Amnesty.
Selain menahan para aktivis “hanya karena mereka mengekspresikan pandangan mereka secara damai, Saudi juga menjatuhkan kepada mereka penderitaan fisik yang mengerikan,” tambah Maalouf.
Beberapa aktivis yang dipenjara mengalami tangan bergetar yang tidak bisa dikendalikan dan tanda-tanda di tubuh mereka. Salah satu dari mereka dilaporkan berusaha untuk bunuh diri berulang kali di dalam penjara, kata Amnesty.
Riyadh sebelumnya pernah membantah telah menggunakan penyiksaan, dan mengatakan bahwa penangkapan dilakukan atas dasar kontak yang mencurigakan dengan entitas asing dan menawarkan dukungan keuangan kepada “musuh di luar negeri”.
Sampai berita ini diturunkan belum ada jawaban pasti dari pemerintahan monarki Arab Saudi tentang diizinkannya para investigator dari Amnesti internasional dan para pengacara Internasional dari London untuk meninvertigasi penjara –penjara Saudi Arabia atas kasus penyiksaan para aktivis Ham terutama kaum wanita. ( aha)