Cuitan Twitter Catut Nama Gus Mus Bikin Geram Sang Putri

KH. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Beberapa waktu lalu sebuah cuitan di akun twitter yang secara terang-terangan memasang foto Gus Mus dengan tulisan-tulisan mengkampanyekan untuk melawan FPI di 2018 silam.

Namun akhir-akhir ini cuitan tersebut muncul kembali dengan mengatasnamakan Gus Mus. Hal itu membuat Putri Gus Mus, Lenas Tsuriyo geram dan meminta pada pendukung Presiden Joko Widodo untuk tidak mencatut nama ayahnya dalam mengkampanyekan melawan FPI.

“Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yang baik. Jangan mencatut nama abah saya KH. Mustofa Bisri (Gus Mus),” tulis Lenas di akun twitternya, Senin (14/12/2020).

Lenas mengungkapkan salah satu buzzer dengan nama akun ‘Kata Kita’ yang sering mencatut nama Gus Mus untuk menyerang lawan politik Jokowi.

“Di tahun 2018 akun ini memposting tulisan orang lain tapi namanya diganti Abah, pasang foto beliau pula. Saya langsung komplain saat itu juga. Sempat ngeles tapi seketika banyak yang mendukung saya, postingannnya hilang,” aku Lenas.

Selain itu ada tulisan lain berupa surat terbuka yang ditujukan pada keturunan Arab di Indonesia dengan mencatut nama Gus Mus.

“Kasus lain ada tulisan salah satu pendukung Pak Jokowi, namanya Iyyas Subiakto, surat terbuka untuk keturunan Arab. Di posting di Facebook. Tapi kemudian ada oknum yang menambahkan nama Abah diatasnya, langsung viral. Dan kami pun repot membantahnya,”ujarnya.

Lenas juga menceritakan pada delapan tahun silam 2012, dimana ia menghadiri bedah buku di Salihara.

Sekelompok orang bersorban putih datang dengan meneriakkan takbir sambil berusaha memaksa masuk dan merusak pagar, beruntung ia bisa melarikan diri.

Namun peristiwa tersebut masih membekas dan membuat istri Ulil Abshar Abdalla ini mengalami trauma dan ketakutan jika berpapasan dengan para simpatisan FPI.

Lenas sendiri mengakui bahwa dirinya kerap resah dengan ulah FPI, karena sepak terjang mereka yang kerap melakukan kekerasan. (sari)