
Jakarta.5News.co.id.21/2/2019 –
Puluhan siswi sejumlah sekolah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi
korban kelompok pria mesum. Tindakan amoral itu dilakukan oleh perorangan
hingga berkelompok. Para siswi trauma dengan ulah horor para pelaku yang
memperlihatkan alat vital.
Seorang wakil kepala sekolah salah satu SMP negeri di
Karawang menuturkan, modus operandi para pelaku biasanya menanyakan alamat
kepada siswi yang sedang menunggu jemputan di halte depan sekolah. “Pelaku
membuka kaca mobil dan menanyakan alamat, siswi yang menghampiri biasanya sudah
melihat pria itu tidak pakai celana dan memainkan alat vital mereka. Saat siswi
menjerit, para pelaku kabur tancap gas.
Ada pula aksi tunggal yang biasanya dilakukan seorang biker.
Menurut keterangan sejumlah siswi, pria mesum biasanya mengendarai motor laki
dengan mesin agak besar.
Dia mepet, nanya alamat sama kami. Awalnya tidak ada yang aneh dengan penampilan pria itu, tapi rupanya alat vital keluar dari celananya,” kata seorang siswi yang pernah menjadi korban.
Modus yang lebih ekstrem pernah terjadi dua tahun lalu. Saat
seorang siswi hendak pulang pada sore hari. Dia dihampiri mobil bercat hitam,
dari dalam mobil terlihat tiga pria bertampang ramah.
“Mereka berpura-pura sebagai teman ayah korban, saat
komunikasi mulai terjalin, mereka memasukkan siswi ke dalam mobil. Di dalam
mobil, bapak-bapak itu memaksa siswi melihat mereka memainkan alat vitalnya
masing-masing. Itu terus berlangsung sambil mobil jalan. Setelah mobil keliling
kota, baru siswi tersebut dilepas,” tutur seorang guru yang sempat
dimintai keterangan.
Beberapa hari terakhir ini, kelompok pria mesum berkeliaran,
salah satunya di Jalan Ahmad Yani, Karawang. Sayangnya, para korban tidak ada
yang mengingat nomor polisi kendaraan para pelaku. Jejak lain pun minim karena
di Jalan Ahmad Yani tak ada kamera CCTV.
Kejadian itu juga menambah jumlah kasus serupa. Sejak tiga tahun lalu,
sedikitnya 50 lebih siswi jadi korban pria-pria mesum tersebut. Namun hingga
kini, pelakunya tidak pernah tertangkap.
Guru tersebut mengungkapkan, para korban selalu kesulitan
mengungkap ciri-ciri para pelaku. Sebab, para pria mesum itu selalu menyamarkan
penampilannya.
“Para pelaku biasanya menggunakan kacamata hitam dan
topi saat beraksi. Para korban kesulitan menceritakan ciri-ciri pelaku,”
kata guru yang menjabat wakasek ini. ( Aha)