BNPB: Kerusakan Pegunungan Kendeng Penyebab Bencana di Pati

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Kerusakan pegunungan Kendeng menjadi penyebab berbagai masalah lingkungan dan bencana di wilayah Pati, Jawa Tengah. Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen TNI Doni Monardo menyebutkan, rusaknya ekosistem wilayah hulu pegunungan Kendeng menjadi sebab masalah lingkungan dan kebencanaan yang sering terjadi di Kabupaten Pati, terutama wilayah selatan.

Helikopter yang membawa rombongan mendarat di lapangan sepak bola Kecamatan Kayen, Jumat, (15/11/2019) pagi. Wakil Gubernur Jateng Gus Yasin, Deputi BPBD Jateng, Kepala Divisi Perhutani Prov. Jateng, Kepala BPBD Jateng, Para Staf Ahli Penelitian Lingkungan BNPB, juga tampak turun dari helikopter milik Penerbad bernomer Lambung Ha 518.

Kedatangan rombongan disambut oleh Bupati Pati H. Haryanto. SE. MM. M.Si, Dandim 0718/Pati Letkol. Arm. Arief Dharmawan. S.Sos, Wakil Bupati Pati  H. Saiful Arifin, SE., Kepala BPBD Kab. Pati Plt. Hadi Santoso, Muspika Kec. Kayen, Sukolilo dan Tambakromo, jajaran petugas Kodim 0718/Pati dan Polres Pati, jajaran BPBD Kab. Pati, para Kades se-Kecamatan Kayen, tak ketinggalan tokoh agama dan tokoh masyarakat Kecamatan Kayen.

“Kita sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah dan Kepala Divisi Perhutani Pusat, terkait kebencanaan di Kabupaten Pati di sekitar gunung Kendeng,” kata Doni dalam sambutannya, Jumat (15/11) di Aula Kecamatan Kayen.

“Bicara tentang ancaman, kita ini berada di wilayah yang sangat membahayakan dimana banyak gunung berapi dan lempang indo-pasifik,” paparnya.

“Di indonesia ada patahan kendeng itu mengalami kerusakan di wilayah hulunya.  Kami tertarik, makanya kita kesini untuk mengetahui langsung bagaimana itu kondisi gunung kendeng,” lanjut dia.

Doni mengajak semua unsur masyarakat bersama-sama mencari solusi guna mengatasi bencana yang ada di Kabupaten Pati. Tanpa melibatkan masyarakat dalam program lingkungan, menurut dia, tingkat keberhasilannya kecil.

Ketua BNPB itu juga mengatakan, mengembalikan fungsi hutan cukup sulit karena berurusan dengan ekonomi petani. Dia menegaskan harus ada kerjasama yang baik antara pihak Perhutani dan masyarakat agar program tersebut berhasi.

“Dengan satu tujuan, yaitu supaya kawasan konservasi berfungsi kembali,” pungkasnya.(Snpt/Pendim/hsn)