Bergembira di Bulan Maulid, Cara Ampuh Umat Islam Melawan Covid-19

    Gambar kitab Simtud Duror, karya Al Habib Ali bin Miuhammad Husain Al Habsyi.

    Penulis: Umar Husain

    Pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan manusia di bumi, termasuk kesehatan mental. Banyak manusia merasa ketakutan, stress, kesepian bahkan depresi sejak pandemi berlangsung. Pembatasan aktivitas warga, menjaga jarak dan protokol kesehatan lainnya, membuat masyarakat bingung, cemas, dan gangguan emosi lainnya.

    Rasa takut dan khawatir memperburuk kondisi kesehatan manusia. Rasa cemas akan kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang yang dicintai juga menjadi masalah mental. Kesulitan keuangan, kehilangan pekerjaan dan sarana penunjang hidup sedang dihadapi saat ini. Secara keseluruhan, pandemi sangat mengganggu kesehatan jiwa manusia.

    Tak jarang pasien Covid-19 mengalami masa kritis dan meninggal dunia selang beberapa saat setelah mengetahui dirinya terinfeksi virus. Ketakutan, sedih dan rasa cemas menghalangi imunitasnya bekerja. Ketakutan menyebabkan perubahan pola tidur, hilang nafsu makan, sulit tidur dan konsentrasi, semua itu memperburuk kondisi kesehatan dan bisa berakibat fatal.

    Bergembira di Bulan Kelahiran Nabi Muhammad Saw

    قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

    Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. (QS. Yunus:58)

    Sepanjang pandemi Covid-19, para ahli menekankan agar masyarakat melakukan aktifitas menyenangkan dengan tujuan agar jiwa mereka menjadi kuat. Jargon-jargon kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak berseliweran setiap saat. Belakangan, jargon bertemakan kesehatan mental mulai gencar dikampanyekan, salah satunya adalah ‘bergembira’.

    Allah Swt memberi resep jitu melawan stress, yaitu bergembira. Dengan kata lain, manusia diajari untuk menghargai kasih sayang Tuhan dan bergembira dengannya. Apa itu rahmat-Nya? Dan apa manfaat bergembira dengannya?

    Nabi Muhammad Saw, Utusan Tuhan Penyebab Rahmat

    وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

    Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS Al Anbiya:107)

    Secara umum, ‘rahmat’ sering diartikan sebagai kasih sayang. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) rahmat diartikan sebagai belas kasih, kerahiman, karunia ataupun berkah dari Allah Swt. Belas kasih dan kerahiman Allah Swt paling agung dan menyeluruh ada pada pengutusan Nabi Muhammad Saw.

    Melalui Rasulullah Saw, Tuhan mengajarkan manusia agar berperilaku sehat dan menjaga kebersihan. Ritual harian umat Islam bahkan mewajibkan berwudhu, yaitu mencuci anggota tubuh dengan air bersih sebanyak lima kali sehari. Teks-teks agama menguraikan secara detail bagaimana umat Islam diajarkan menjaga kebersihan pakaian, makanan dan kesehatan.

    Protokol kesehatan yang dicanangkan organisasi kesehatan dunia WHO, sudah dilaksanakan umat Nabi Muhammad Saw sejak 15 abad lalu. Bukankan ini bentuk kerahiman dan kasih sayang yang luar biasa?.

    Melawan Covid-19 di Bulan Maulid

    Nabi Muhammad Saw merupakan karunia dan berkah terbesar dari Allah Swt. Efek nyata dari perayaan maulid Nabi Muhammad Saw adalah rasa gembira yang memenuhi dada umat Islam. Rasa senang dan gembira berdampak langsung pada meningkatnya sistem kekebalan tubuh.

    Membaca sholawat sendiri diyakini mendatangkan berkah, yang bisa diartikan sebagai perolehan manfaat secara terus menerus dan berskala luas. Secara naluri, setiap orang tua akan melindungi anaknya dari ancaman dan bahaya. Bagimana bisa Pencipta dan Pemelihara alam semesta tidak memberi perlindungan dan mengajarkan bagaimana cara mengatasi wabah corona?

    Tentu saja, merayakan maulid di tengah pandemi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan menjaga protokol kesehatan, perayaan maulid Nabi Saw tetap bisa dilangsungkan. Sholawat yang bergema di setiap rumah muslim di seluruh penjuru dunia pada bulan kelahiran Nabi Saw diharapkan mampu membebaskan masyarakat dari tekanan stress berupa ketakutan dan rasa cemas. Hal itu berdampak pada meningkatkannya imunitas masyarakat secara luas.

    5 Rabiul Awal 1442 H/ 22 Oktober 2020.