Pati, 5NEWS.CO.ID,- Konferensi Nasional Business Development Service (BDS) tanggal 27 – 30 Mei 2002 lalu menorehkan tonggak penting perkembangan BDS di tanah air. Terbukti banyak asosiasi nasional yang mewadahi peran dan kiprah BDS dalam memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM) lahir setelah konferensi itu terselenggara.
Untuk itu, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Pati menginisiasi acara pelatihan business plan dan menggandeng BDS sebagai mitra pemberi materi pelatihan. Acara pelatihan dimulai hari Senin tanggal 24 sampai dengan 26 Juni 2019 mendatang.
“Acara pelatihan ini adalah program DinKop dan UMKM Kabupaten Pati untuk memberdayakan pegiat usaha di sektor UMKM,” kata Iwan Trisno Kepala Bidang UMKM mewakili Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, dr. Edi Sulistyono MM saat ditemui 5NEWS. C0.ID, di Kantor DinKop dan UMKM Kabupaten Pati, Senin (24/6/2019) siang.
“Dimulai disini hari Senin 24 Juni sampai Rabu 26 Juni 2019. Untuk Kamis tanggal 27 Juni, kita akan kunjungan ke Solo. Jumat-nya, tanggal 28 Juni ke Kabupaten Wonogiri untuk melakukan studi banding kepada pelaku UKM setempat yang sudah berhasil”, terangnya.
Iwan menjelaskan, sebagai Oganisasi Perangkat Daerah (OPD), pihaknya dituntut untuk aktif melaksanakan program-program yang sudah ditetapkan. Ia mengatakan, program-program itu, khususnya UMKM yang kegiatannya sangat bervariatif, juga harus terlaksana baik dengan dana yang dianggarkan maupun tidak.
“Misalnya nanti di acara Car Free Day CFD) di Minggu pertama dan ketiga, juga ada acara Sunday Morning Market (SMM) yang diinisiasi oleh dinas dan kerja sama dengan Komunitas UMKM Pati, bertempat di sekitar alun-alun dan sepanjang jalan Sudirman,” ujar Iwan.
Iwan mengatakan, selain penjualan, juga ada acara edukasi dan game (permainan) di acara (SMM) itu. Bentuk edukasinya, kata dia, berupa membuat kerajinan, membatik dan lainnya, yang bersifat situasional dan dilakukan bergiliran oleh anggota komunitas UMKM Pati. Dia berharap semua pelaku UKM di tingkat desa di seluruh kecamatan dapat bergabung dalam komunitas UMKM nantinya.
Iwan mengaku hal itu merupakan upaya untuk mewujudkan misi kelima Bupati dan Wakil Bupati Pati, yakni “Pengembangan Pemberdayaan UMKM”. Iwan juga menyebut, pihaknya bahkan mampu memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang diterbitkan oleh Bupati pada tahun 2018 lalu.
“Tahun lalu kami mencapai target. Semoga tahun ini juga bisa,” kata dia.
Iwan memaparkan, target tersebut dimaksudkan untuk menaikkan status pelaku usaha mikro menjadi pelaku usaha kecil dan seterusnya. Dari yang belum bermitra menjadi bermitra. Menurutnya, hal itu adalah tujuan dari kegiatan pelatihan semacam ini. Selain itu, pihaknya juga menggandeng praktisi dan akademisi.
Dari kalangan akademisi, pihak dinas menghadirkan tim dari Universitas Muria Kudus (UMK) sebanyak tiga orang untuk memberikan materi pelatihan tentang teknologi informasi yang berhubungan dengan pemasaran, kata Iwan.
Dilain pihak, selaku pengusaha dan Ketua Komunitas UMKM PATI (Kupat) Yuli Sanjoto mengaku antusias dan menyambut kegiatan ‘Pelatihan Business Plane’ ini.
“Acara pelatihan ini selain sangat mengena, juga memperkaya nilai kerukunan diantara kami sebagai pelaku usaha. Sebelumnya, kami sudah membentuk grup sesuai bidang usaha masing – masing, yang kini terfasilitasi dengan wadah Kupat,” ujar Yuli.
“Tentu saja kami juga berhubungan dengan Pemkot, dalam hal ini bapak bupati Haryanto dan bapak wakil bupati Saiful Arifin. Karena mereka yang punya pekerjaan, anggaran, program – program dan arahan yang baik untuk kami. Kami juga dihubungkan dengan pelaku usaha dari luar daerah,” imbuhnya.
Yuli dengan produk madu, kopi, jahe dan kunir bubuk branded bernama ATHA, serta Fatmi Nurjanah selaku Owner Oblong Pati menyampaikan apresiasi dan rasa berterima kasihnya atas fasilitas dan program yang disediakan oleh pemerintah daerah Kab. Pati.
“Khususnya bapak wakil bupati Saiful Arifin. Dia banyak membantu kami pelaku usaha UMKM,” kata dia.
Sementara itu, fasilitator BDS Mina Bhakti Pati, Ketut Yenu Subroto S.Tp., mengatakan pihaknya juga memberikan materi sekaitan business plan dalam pelatihan ini. Dia mengatakan pelaku usaha UMKM harus mengetahui terlebih dahulu jenis, arah, manajemen keuangan, pembukuan dan lainnya, sebelum memulai usaha.
“Profil UMKM harus dibuat dahulu sebelum menjual produknya. Itulah yang harus diproyeksikan oleh pelaku UMKM. Saya penerus BDSD Mina Pati sebagai fasilitator. OPD bahkan pemda banyak yang belum tahu apa itu BDS. Memang kiprah BDS masih terlalu kecil bagi UMKM karena minimnya mediasi diantara OPD,” kata Ketut menutup pembicaraan.(h@n/wan)