Bentrok Dua Malam, SH Terate dan Winongo Wonogiri Imbau Warganya Tak Turun ke Jalan

Bentrok PSHT dan Winongo di Wonogiri

Wonogiri, 5News.co.id,– Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Moerdjoko Hadi Widjojo mengimbau warganya untuk tidak terpancing berbuat anarkis dan melarang turun ke jalan. Hal itu disampaikan menyusul insiden bentroknya kedua perguruan silat PSHT dan Setia Hati Winongo, Selasa (7/5/2019) lalu di Wonogiri.

Simak juga:
PSHT Cabang Pati Serukan Warganya Jaga Kamtibmas dan Tidak Golput

Moerdjoko juga mengimbau anggota di semua wilayah tidak lagi membuat kericuhan terkait bentrokan di Wonogiri.

“Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate khususnya yang ada di Wonogiri dan Jawa Tengah dilarang melakukan perbuatan balas dendam, anarkis, dan perbuatan-perbuatan lain yang melawan hukum,” katanya, Kamis (9/6/2019) di Mapolresta Solo, Jawa Tengah.

Moerdjoko menegaskan PSHT akan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada kepolisian jika masih terjadi kericuhan.


Pecahkan Rekor Dunia, Puluhan Ribu Pendekar PSHT Padati Alun-alun Ponorogo

Sementara Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Winongo, Agus Wiyono, juga menyerukan hal senada. Dia mengimbau semua anggota tidak mengulangi bentrokan.

“Ini yang terakhir kali, terakhir kali. Saudara-saudara jangan turun ke jalan. Semua masalah kita serahkan ke aparat yang berwajib,” pesan Agus.

Bentrokan bermula dari sederetan kasus-kasus kecil sebelumnya. Sekretaris PSHT Wonogiri, Bambang Muladi, mengungkapkan salah satu pemicu bentrokan itu adalah anggota PSHT yang sedang berlatih di Kismantoro diganggu sekelompok orang yang diduga dari PSH Winongo.

Dia menambahkan, di Jatiroto, seorang anak anggota PSHT dikeroyok lima oknum diduga anggota PSH Winongo. Tak lama kemudian terjadi perusakan tugu lambang PSHT di Tirtomoyo.

“Yang di Jatiroto saya tidak tahu persisnya sebab anak itu putra anggota ranting Ponorogo bukan Wonogiri,” kata dia.

Akibat serentetan kejadian itu, massa PSHT melakukan konvoi. Massa yang diperkirakan berjumlah ribuan itu, berasal dari warga PSHT Klaten, Sukoharjo, Solo, Sragen dan Karanganyar, beberapa juga datang dari Magetan dan Pacitan, Jawa Timur.

Konvoi massa PSHT yang diperkirakan mencapai 7.000 orang, kebanyakan mengendarai sepeda motor. Konvoi bergerak dari barat menghancurkan tugu lambang PSH Winongo di sekitar Terminal Sidoharjo, Wonogiri.

Mencegah berlanjutnya bentrokan, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel berinisiatif mengumpulkan pimpinan cabang dan ranting Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan PSH Winongo di Mapolresta Solo.

Pertemuan tersebut digelar mengingat bentrokan dua malam berturut-turut di Wonogiri telah mengakibatkan jatuhnya korban. Kedua belah pihak bersepakat berdamai lalu bersalaman.

Kapolresta Solo Kombes Ribut Hari Wibowo dan Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti menyaksikan kesepakatan tersebut.(hsn)