Bagaimana Nasib Limbah Bekas Pasien Corona? Simak Selengkapnya

Bandung, 5NEWS.CO.ID, – Pemeriksaan pasien yang diduga atau terjangkit virus corona di Jawa Barat terus meningkat. Selain fokus pada penanganan pasien, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga berupaya disiplin dalam pengelolaan limbah medis bekas pakai.

Salah satu caranya adalah dengan memerintah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dalam bidang jasa pengolahan limbah medis, yakni PT Jasa Sarana, melalui PT Jasa Medivest. Perusahaan tersebut diminta membantu mengelola limbah medis di seluruh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jabar.

Keterlibatan perusahaan ini sudah dilakukan saat proses pemulangan 69 anak buah Kapal Diamond Princess dari Yokohama, Jepang.

Menurut Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Yustikawati, limbah berbahaya bekas infeksi ini perlu penanganan yang mumpuni.

“Limbah B3 yang sudah dilakukan proses Autoclave, disinfeksi, dan sterilisasi dikirimkan ke Kantor kesehatan pelabuhan kelas II Bandung yang terletak di Kertajati,” ujar Yustikawati dalam siaran pers, Selasa (17/03/20).

“Dalam hal ini KKP punya wewenang dalam aksi pengendalian penyakit, berada di bawah naungan Kemenkes, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,” ujarnya.

Dalam proses pemulangan ABK Kapal Diamond Princess misalnya, limbah B3 Infeksius sebanyak 594 kilogram diangkut untuk dimusnahkan secara prosedur di Plant Dawuan, Cikampek, Karawang, milik Jasa Medivest.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan, pihaknya akan terus berupaya membantu pemerintah dalam pengolahan limbah medis, khususnya untuk pasien corona.

“BUMD Jasa Sarana melalui PT Jasa Medivest siap mendukung kelancaran setiap upaya pemerintah, khususnya Pemprov Jabar. Kami bersinergi dengan Satgas Pengendalian Covid-19. Kami merupakan solusi pengolahan limbah medis B3 infeksius secara proper di Indonesia,” ujar Hanif.

Ia juga mengatakan bahwa kedepannya BUMD Jasa Sarana akan terus melakukan inovasi dan pengembangan bisnis pengolahan limbah. Melalui teknologi tepat guna, pembangunan incinerator III dan IV di Plant Dawuan akan diupayakan segera, agar dapat menampung limbah secara optimal. (mra)