Baca Buku Sambil Nunggu, Pojok Baca Digital Hadir di MPP Pati

Pojok Baca Digital Hadir MPP Pati
Pojok Baca Digital (POCADI) di Mal Pelayanan Publik (MPP) Jalan P. Sudirman Eks-Gedung Bappeda, Pati (kiri). Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Arpusda, Priyono Arief Fandillah (kanan). Foto istimewa

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Pojok Baca Digital (POCADI) kini tersedia di Mal Pelayanan Publik (MPP) di Jalan P. Sudirman Eks-Gedung Bappeda, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. POCADI menyediakan koleksi buku cetak dan buku digital atau ebook. Masyarakat dapat mengakses bahan bacaan melalui aplikasi iPusnas, baik secara daring maupun tanpa koneksi internet (offline).

Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Arpusda Pati, Priyono Arief Fandillah memaparkan bahwa POCADI merupakan program besutan Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan pemerintah daerah. Kehadiran pojok baca digital di pusat-pusat kegiatan masyarakat, kata Arief, bertujuan agar lebih mudah diakses. Selain itu, POCADI juga menyediakan koleksi buku bacaan beragam dan menarik.

“Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa masalah yang mendorong rendahnya keinginan untuk membaca antara lain yaitu  produksi buku dan bahan bacaan rendah, buku yang diminati berharga mahal dan lain-lain,” kata Arief kepada 5NEWS.CO.ID, Kamis (2/12/2021) siang.

Menurutnya, kehadiran bahan bacaan lain yang lebih menghibur, misalnya komik, penggunaan media sosial secara berlebihan dan kurangnya pemahaman pentingnya membaca buku menjadi faktor lain yang menghambat minat baca.

“Menurut UNESCO, tingkat literasi Indonesia sangat rendah karena berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvey sementara peringkat pertama adalah Finlandia. Itu artinya Indonesia berada di urutan terbawah di Asia Tenggara, karena Thailand sendiri berada di peringkat 59,” ungkapnya.

Arief mengatakan bahwa masalah-masalah tersebut menjadi tanggung jawan pemerintah selaku pembuat kebijakan. Selain itu, kalangan pendidik seperti guru, dosen dan orang tua seharusnya berperan aktif agar minat baca pelajar serta masyarakat tumbuh dan berkembang. Ia juga menyarankan agar perpustakaan lebih inovatif dalam menyediakan bahan bacaan.

Dalam pandangannya, meningkatkan minat baca basyarakat harus dimulai dari pelajar. Menurut dia, minat baca dapat tergugah atas kesadaran bahwa setiap orang memang membutuhkan bahan bacaan. Namun, hal ini juga perlu diimbangi dengan ketersediaan buku-buku dengan konten dan desain yang menarik.

“Menumbuhkan minat baca adalah tugas bersama, bukan tugas satu atau dua orang saja,” pungkas dia.(hsn)