
Pontianak, 5NEWS.CO.ID,- Dalam sepekan, Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 642 Kapuas kembali mengamankan 3 kardus berisi lebih dari 50 kilogram narkoba jenis sabu. Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 642 Kapuas, Letkol (Inf) Alim Mustofa mengatakan, paket sabu tersebut di wilayah Dusun Aruk, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat saat berpatroli patok perbatasan dan jalur ilegal.
“Sabu tersebut ditemukan oleh personel Pos Gabma Sajingan pada saat melaksanakan kegiatan patroli patok perbatasan dan jalur ilegal di jalur inspeksi patroli perbatasan,” kata Letkol (Inf) Alim Mustofa, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (9/3/2021).
Alim mengatakan, pencapaian hasil ini merupakan kerja keras dari personel Satgas Pamtas Yonif 642/Kps melalui pengumpulan informasi dari Satgas Intel dan Satgas Teritorial yang berada di wilayah perbatasan.
“Ke depan sinergitas Satgas Pamtas dengan Satgas Intelijen, Satgas Teritorial, PLBN Aruk, Karantina Pertanian Aruk, Imigrasi Aruk, BNN Provinsi Kalbar dan Polda Kalbar yang berada di perbatasan semakin erat, sehingga input informasi yang didapat akan lebih banyak lagi,” tuturnya.
Jalan tikus di Kalimantan Barat, menjadi surga bagi bandar untuk menyelundupkan narkoba di Indonesia. Jalur tikus ini adalah jalan tidak resmi di wilayah perbatasan RI- Malaysia. Pekan ini, sudah dua kali prajurit TNI menemukan puluhan kilogram sabu tak bertuan saat menggelar patroli di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalbar Kombes Pol Ade Yana Supriyana mengatakan, saat ini memang sebagian besar pengungkapan narkoba di perbatasan melalui jalur tikus di hutan.
“Sabu atau narkoba lain yang masuk bukan lewat border (jalur masuk resmi), tapi lewat hutan. Sebab tidak semua jalur itu dijaga aparat,” kata Ade kepada awak media , Rabu (10/3).
“Para bandar juga seringkali menggunakan warga tempatan yang sudah paham kondisi hutan perbatasan untuk menjadi kurir. Mereka membawa narkoba lewat jalur tikus yang kosong, tidak dijaga aparat. Kurir juga kebanyakan orang sana (warga lokal) yang paham kondisi di sana,” jelasnya.
Sejumlah temuan menunjukkan narkoba jenis sabu tersebut diproduksi dari China. Diduga, paket haram tersebut transit di Malaysia Timur lalu masuk ke Indonesia melalui perbatasan di Kalbar. Kondisi pandemi Covid-19 ini tidak terlalu mempengaruhi peredaran narkoba, khususnya di Kalbar. Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi Kalbar ini menduga bandar besar di Malaysia mengirim paket tersebut dengan menggunakan jasa kurir ke Indonesia.(MUSHA)