Gambar Ilustrasi (Foto : Google Images)
Washington, 5NEWS.CO.ID,- Sejalan dengan pendekatan agresif AS ke Cina, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Minggu (28/03/2021) bahwa hubungan negara itu dengan Cina berada di ambang permusuhan yang meningkat. Menurutnya, Washington harus bertindak dari posisi kekuatan melawan Cina dan membutuhkan strategi komprehensif untuk menghadapi Beijing.
Blinken selanjutnya menggambarkan hubungan antara Amerika Serikat dan Cina memiliki banyak sisi dan menambahkan bahwa hubungan ini memiliki aspek permusuhan, kompetitif dan partisipatif.
Dia menekankan pentingnya bekerja dengan sekutu AS untuk mengatasi tantangan dalam menghadapi Cina.
Pernyataan baru oleh Menteri Luar Negeri AS menunjukkan bahwa pemerintahan Biden, dalam pendekatannya ke Cina, tidak hanya bermaksud untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan Trump, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan ketegangan dengan Beijing dan melibatkan sekutu dan mitranya dalam hal ini.
Masalah ini ditekankan dalam konteks visi yang ditetapkan dalam Dokumen Keamanan awal pemerintahan Biden, Panduan Strategi Keamanan Nasional Sementara.
Dokumen tersebut, yang pada dasarnya merupakan peta jalan bagi keamanan AS dan kebijakan luar negeri selama empat tahun ke depan, memberikan perhatian khusus pada klaim bahwa Cina merupakan tantangan bagi Amerika Serikat.
“Cina adalah satu-satunya pesaing yang dapat mengkonsolidasikan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer dan teknologinya untuk menimbulkan tantangan abadi bagi sistem internasional yang bebas dan stabil,” klaim dokumen itu, merujuk pada pengaruh Cina yang semakin meningkat secara global.
Terlepas dari retorika ini, kekhawatiran nyata Washington tampaknya adalah munculnya Cina sebagai kekuatan ekonomi terkemuka dunia dalam beberapa tahun ke depan, serta kekuatan militernya yang tumbuh, yang mempengaruhi konstelasi keamanan saat ini, telah menantang posisi tradisional AS di Asia Timur sebagai kekuatan militer.
Di saat yang sama, Washington kini sangat prihatin dengan perkembangan kehadiran Cina di berbagai belahan dunia, terutama di kawasan seperti Asia Barat.
“Saya telah mengkhawatirkan hal ini selama setahun,” kata Presiden AS Joe Biden Minggu (28/03/2021) malam menanggapi penandatanganan perjanjian 25 tahun Iran-Cina.
Media-media Amerika menyebut penandatanganan perjanjian itu sebagai upaya Tehran dan Beijing untuk menghindari kebijakan sanksi AS dan menanggapi kebijakan konfrontatif Washington terhadap Iran dan Cina.
Dokumen Kerja Sama Komprehensif Republik Islam Iran dan Republik Rakyat Cina, yang dikenal sebagai rencana 25 tahun, ditandatangani pada Sabtu (27/03/2021) di Tehran oleh Mohammad Javad Zarif dan Wang Yi, menteri luar negeri kedua negara.
Abdullah al-Shayji, profesor ilmu politik mengatakan, “Cina telah mengirimkan “pesan yang jelas” ke Amerika Serikat dan Barat dengan menandatangani dokumen kerja sama dengan Tehran, yang menyatakan bahwa Cina telah menandatangani dokumen kerja sama yang komprehensif di kawasan pengaruh AS.”
Saat ini, Cina dan Amerika Serikat sedang mengalami era baru ketegangan akibat pengenaan sanksi baru terhadap satu sama lain. Pemerintah Biden telah menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Cina dalam beberapa bulan terakhir dengan berbagai dalih.
Pada saat yang sama, Washington secara terbuka mengambil sikap atas urusan internal Cina, termasuk di Hong Kong dan Xinjiang.
Beijing juga baru-baru ini menargetkan beberapa pejabat Barat, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, sebagai tanggapan atas sanksi terhadap pejabat dan institusi Cina dengan alasan hak asasi manusia.
Bendera Cina dan Amerika
Menariknya, Menteri Luar Negeri AS mengritik langkah Cina. Rupanya, Amerika menganggap penggunaan sanksi sebagai hak eksklusif mereka, dan jika saingan Washington mengambil tindakan dalam hal ini, itu dianggap tindakan tercela oleh pejabat Amerika.
Ini mencerminkan sifat ingin tetap unggul Amerika Serikat dan pandangan dari atas ke bawah terhadap negara lain, termasuk Cina. Sanksi Cina baru-baru ini, bagaimanapun, menunjukkan bahwa Beijing bermaksud untuk mengambil pendekatan pembalasan ke Amerika Serikat dan mitranya mulai dari sekarang. (AHA)