Akting Buruk Para Pembelot Korea (3)

    Penulis: Max Blumenthal
    Editor: Umar Husain

    Yeonmi Park mungkin pembelot Korea Utara yang paling terkenal. Dia muncul ke panggung internasional di One World Summit pada tahun 2014, dengan kisah pelariannya melalui Tiongkok yang menghebohkan.

    Tetapi, bagian-bagian penting dari cerita Park, berbeda dari kesaksian sebelumnya yang pernah dia sampaikan.

    Salah satu dari sekian inkonsistensi dalam cerita Park di dokumentasikan oleh jurnalis Mary Ann Jolley. Dia melaporkan bahwa Park awalnya mengklaim bahwa dia telah melarikan diri melalui Cina bersama ibu dan ayahnya.

    Namun, dalam sebuah wawancara di One World Summit, Park mengklaim bahwa dia berjalan-jalan di Cina hanya bersama ibunya saja, yang kemudian diperkosa oleh seorang broker Cina – dia menambahkan bagian dramatis yang sama sekali baru dalam narasinya tersebut.

    Selama ini, Park mendapat untung dari ketenarannya, dia mampu menghasilkan US $ 12.000 untuk satu pidato saja. Dia bahkan menjadi rekan media Oslo Freedom Forum, sebuah organisasi dalam jaringan NED.

    Drama tersebut hampir membawa dua Korea ke ambang perang. Yeonmi Park memainkan peran utama dalam carut marut fitnah dan konflik buatan tersebut. Dia menabuh genderang perang untuk memanas-manasi terjadinya perang.

    Operasi destabilisasi yang berbahaya tersebut mendorong Mike Bassett, seorang mantan tentara pengintai di Zona Demiliterisasi Korea dan mantan perwira perang informasi. Basset ditergelitik untuk mencari tahu, siapa Yeonmi Park sebenarnya.

    Mike Bassett menilai, Park adalah instrumen yang didanai oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan adanya perdamaian di semenanjung Korea.

    Basset menulis bahwa Park telah melakukan perubahan dalam narasi secara professional, karenanya harus dicermati secara serius. Menurut Basset, narasi Park berubah mengikuti perubahan agenda politik dan ekonomi yang terjadi, bukan berangkat dari keinginan tulus untuk menginformasikan kepada publik tentang cara terbaik untuk membebaskan Korea Utara dari penindasan.

    Meskipun dikritik karena berulang-ulang mengubah narasinya, Park kembali muncul ke panggung nasional pada bulan Juni berkat dukungan New York Times. Park tampil dalam video viral yang ditujukan untuk merusak KTT Trump-Kim. Dalam video itu, Park menyamakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Adolph Hitler.

    Pada 2016, media Barat dipenuhi dengan laporan bahwa Korea Utara telah mengeksekusi Jenderal Ri Yong-gil. Namun, Jenderal Ri muncul hidup-hidup beberapa hari kemudian.

    Tiga tahun sebelumnya, media Barat juga ramai memberitakan bahwa Kim Jong Un telah mengeksekusi mantan pacarnya, Hyon Song-wol, dengan regu tembak. Beberapa bulan kemudian, Hyon tampil di televisi Korea Utara dalam sebuah acara musik yang ditayangkan secara live.(bersambung…)