Menguak Misteri Coronavirus, SARS dan MERS

Penulis: Umar Husain

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV)  dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV) . Coronavirus novel (nCoV)  adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. 

Laman website World Health Organisation (WHO) berbahasa Inggris menyebut bahwa virus corona adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Investigasi terperinci menemukan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang atau kucing luwak kepada manusia dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan yang belum menginfeksi manusia.

Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Para ahli epidemiologi telah membandingkan virus ini dengan SARS, yang berasal dari provinsi Guangdong China pada tahun 2002, atau MERS, yang berasal dari Arab Saudi pada tahun 2012. Hasilnya mengejutkan, para pakar menyatakan jenis virusnya serupa.

Hingga akhir November 2019 sebanyak 2.494 kasus MERS-CoV ditemukan di Arab Saudi. WHO mencatat 858 kematian terjadi akibat paparan virus corona jenis ini. Para ahli menyebut, manusia terinfeksi MERS-CoV dari kontak langsung atau tidak langsung dengan unta dromedaris (unta berpunuk tunggal).

Untuk pencegahan, WHO menyarakan agar selalu memperhatikan kebersihan makanan. Sebaiknya menghindari minum susu unta mentah, air seni unta atau makan daging yang belum dimasak dengan benar. Menjaga kebersihan umum, seperti mencuci tangan secara teratur sebelum dan sesudah menyentuh binatang sarta menghindari kontak dengan hewan yang sakit, sebaiknya juga diperhatikan.

Mencuci tangan secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, memasak daging dan telur dengan saksama. Menghindari kontak langsung dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin merupakan upaya pencegahan standar yang disarankan oleh organisasi kesehatan dunia.

Hingga saat ini, WHO menyatakan tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan antar negara ataupun penapisan khusus sekaitan dengan penyelenggaraan sebuah acara.