
Kepergian KH. Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen menyisakan kesedihan mendalam bagi banyak kalangan. Tidak hanya para santri dan umat Islam, tapi bagi bangsa Indonesia. Pasalnya perhatian Mbah Moen ke masyarakat sangat kuat, seperti dalam pendidikan dan pengajaran. Apa yang disampaikannya bisa diterima banyak kalangan tidak pandang agama.
Seperti dalam satu ceramahnya yang diposting di @chanel Tuban, Mbah Moen mengatakan agar orang tua jangan seperti ayam yang tidak tahu anaknya. Tidak tahu mendidik anak dan menyerahkan pendidikan anak-anaknya ke orang lain.
Menurut Mbah Moen orang tua semacam itu ibarat ayam yang ngangkremi telur bebek hingga menetas dan ketika menetas pun masih mau ngasih makan, meski sudah jelas bukan anaknya karena berbeda bentuk dan warnanya.
“Manusia diberi kebiasaan suka memelihara ayam. Ayam itu punya sayap tapi tidak bisa terbang. Aneh tidak? Ayam tidak punya sayap yang kuat untuk terbang. Ayam juga bisa dikatakan sebagai hewan yang paling bodoh karena tidak mengerti telurnya sendiri,” kata Mbah Kiai Sepuh asal Rembang itu.
Mbah Moen berkisah, bahwa dulu di tahun 1978 saat dirinya sudah bekerja mapan bahkan menjadi anggota DPRD Rembang namun memutuskan kelaur dari dunia kerja mapan yang dgelutinya dan kemudian memutuskan dan berniat menjadi kiai.
“Untuk menopang hidup saya, kemudian saya kerja memelihara ayam. Suatu tempo saya angkat ayam itu, saya kasih telur bebek, kemudian saya tanya ayam itu, apakah kamu tahu telur apa ini? Tidak tahu jawab ayam,” kata Mbah Moen disambut tawa hadirin.
Makanya bangsa Indonesia ini bodoh-bodoh karena tidak tahu anak-anaknya, kata Mbah Moen yang wafat di usai 90 tahun itu. “Ini nyata. Jadi jangan menggantungkan pendidikan anak pada beasiswa, tapi didiklah anak itu semulia-mulianya orang dengan biaya sendiri, pintarkan anak agar jadi (manusia) dan mulia,’ katanya.
Karena saya juga punya anak delapan, dan semua belajar di luar negri dengan biaya saya sendiri. ‘Alhamdulillah,’ kata ulama kharismatik itu.
“Menjadi orang tua itu jangan seperti ayam yang tidak tahu telurnya, tidak tahu anaknya. Pintarnya anak kerena didikan orang tuanya,” pesannya.
Kiai yang meninggal di Makkah seminggu silam itu juga berpesan bahwa jangan jadi orang tua seperti ayam, tapi jadilah manusia Indonesia. “Jadilah manusia Indonesia yang peduli dengan pendidikan anaknya. Insyaallah Indonesia akan menjadi lebih baik,” katanya.
Mbah Moen merupakan mustasyar Nahdlatul dan juga pengasuh pesantren Al Anwar, Sarang, Jawa Tengah. Mbah Moen meninggal pada hari Selasa, 6 Agustus 2019 pada saat sedang ibadah haji dan disemayamkan di pekuburan Ma’la dekat dengan Sayyidah Khadijah Alkubro di Makkah Almukarromah. (mas)