Peran Penting Laksamana Maeda Bagi Kemerdekaan Indonesia

Jakarta – 5NEWS.CO.ID,- Kebaikan itu bisa datang dari mana saja. Tak peduli suku, ras, agama dan golongan. Bahkan dari latar belakang apapun seseorang. Baik itu individu pribumi atau asing.

Kepedulian kebaikan untuk keadilan itu adalah harga yang tak ternilai bagi prinsip kehidupan seseorang terhadap sesama umat manusia dan dalam hal bernegara. Laksamana Muda Maeda adalah salah satu tokoh penting bagi kemerdekaan Indonesia. Ia mempersilahkan tempat tinggalnya di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo dan juru ketik naskah proklamasi Sayuti Melik.

Tadashi Maeda lahir pada 3 Maret 1898 di Kagoshima Jepang. Ia adalah Perwira Tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa berkecamuknya perang Pasifik. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, ia menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara kekaisaran Jepang.

Karena jasanya bagi Kemerdekaan, Maeda diberi Penghargaan Bintang Jasa dari Pemerintah Indonesia pada perayaan kemerdekaan 17 Agustus tahun 1977. Dan diberikan langsung oleh Dubes RI di Tokyo, Witono.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri pertama RI Achmad Subardjo mengaku memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok Tadashi Maeda, yang dituangkannya dalam bentuk tulisan dengan judul “In Memorian Tadashi Maeda”.

Kenangan itu ditulis setelah mendengar wafatnya Sang Laksamana pada 14 Desember 1977 dalam usia 79 tahun. Ia menyebut Maeda memiliki sifat samurai yang rela berkorban demi rakyat Indonesia.

“Pada detik – detik terpenting dalam melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Laksamana Maeda menunjukkan sifat Samurai Jepang, yang mengorbankan diri dengan rela demi tercapainya cita – cita luhur dari rakyat Indonesia, yakni Indonesia merdeka”, tulis Soebardjo, seperti dikutip dari buku Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Kesaksian, Penyiaran dan keterlibatan Jepang, terbitan KOMPAS.

Maeda pernah mengungkap tentang pengalamannya dalam sebuah pertemuan di rumah Achmad Soebardjo, di Jl. Cikini Raya 82 Jakarta Pusat. Bahwa sebelum tanggal 15 Agustus 1945, Ia sudah dua kali meminta Pemerintah Jepang untuk memerdekakan Indonesia.

Namun, setelah Jepang kalah dari sekutu, jawaban itu belum jua diterimanya. Ia lalu menyarankan bahwa Bangsa Indonesia harus menyatakan kemerdekaannya sendiri.

Laksamana Tadashi Maeda sempat ditangkap dan ditahan pihak sekutu dengan dituduh membantu kemerdekaan Indonesia. Namun Ia membantah dengan menjawab bahwa tidak mungkin orang seperti dirinya mampu menggerakkan 80 juta rakyat Indonesia, dengan mengutip pernyataan Presiden AS Wilson, bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.

Maeda dibebaskan pihak sekutu dan kembali ke negaranya. “Nasib saya sendiri tidak penting, yang penting adalah kemerdekaan bangsa Indonesia”, kata Sang Samurai Jepang. (h@n)

1 KOMENTAR