Penulis: Max Blumenthal
Editor: Umar Husain
Target utama NED dan mitra Washington lainnya adalah Cina. Sebagaimana diketahui, AS telah bekerja sama dengan Muslim Uighur, kelompok etnis minoritas dalam menghadapi kebijakan pemerintah Cina.
Ketika konfrontasi dengan Beijing meningkat, AS berusaha menggunakan Uighur sebagai alat untuk meningkatkan tekanannya terhadap Beijing.
Pada sebuah acara NED, saya bertemu Omer Kanat, ketua Kongres Uighur Dunia – sebuah kelompok yang hampir seluruhnya didanai oleh NED.
“Pemerintah Cina menempatkan lebih dari satu juta orang Uighur di kamp-kamp pendidikan, yang mirip dengan kamp konsentrasi,” kata Kanat kepada saya.
Dia mengatakan bahwa organisasinya adalah penerima hibah utama NED. Melalui organisasi itu, Kanat memasok banyak informasi yang diandalkan pemerintah AS dan media Barat tentang dugaan adanya kamp.
Sebagaimana disiarkan Radio Free Asia yang didanai AS, tempat Kanat dulu bekerja, Kongres Uighur Dunia menyebarkan secara luas bahwa sebanyak sepuluh persen dari populasi Muslim di provinsi Xinjiang, Cina telah di tempatkan dalam kamp pendidikan.
Jumlah orang Uighur yang dikabarkan tinggal di kamp-kamp ini sangat beragam, dari 120.000 hingga 500.000 bahkan 1.000.000. Sumber-sumber berita selalu bermuara pada media yang didukung AS seperti Radio Free Asia.
Para analis menyatakan, kesaksian langsung dari tahanan kamp yang disiarkan secara langsung tidak pernah terjadi. Bahkan, kesaksian rinci derita penghuni kamp itu datang melalui sumber anonim.
Kanat sendiri mengakui, dia tidak tahu persis berapa banyak orang yang tinggal di kamp. Lebih jauh, dia menyatakan mengandalkan ‘perkiraan media Barat’ untuk mengatakan jumlah satu juta orang.
Tuduhan yang mengganggu tapi belum diverifikasi tentang kamp Uighur itu, menambah catatan ‘prestasi’ Trump yang sebelumnya telah menempatkan Cina sebagai salah satu musuh teratas Amerika.
Dengan bantuan para pakar seperti komedian John Oliver, bersama-sama mereka menggemakan klaim sepihak atas isu Uighur, yang berasal dari sumber-sumber yang didukung oleh pemerintah Washington.(selesai)
Tentang Penulis
Max Blumenthal
Max Blumenthal adalah jurnalis pemenang penghargaan dan penulis beberapa buku, diantara buku best-seller karyanya adalah Republican Gomorrah: Inside the Movement That Shattered the Party, Goliath: Life and Loathing in Greater Israel, The Fifty One Day War: Ruin and Resistance in Gaza, and The Management of Savagery yang akan diterbitkan akhir tahun ini oleh Verso.
Dia juga telah menghasilkan banyak artikel cetak untuk berbagai publikasi, banyak laporan video dan beberapa film dokumenter termasuk Je Ne Suis Pas Charlie dan Killing Gaza yang akan datang.
Blumenthal mendirikan Proyek Grayzone pada 2015, dengan tujuan menerangi dunia jurnalistik tentang perang abadi Amerika dan dampak domestiknya yang berbahaya.