
5NEWS.CO.ID,- Berdirinya masjid di Belanda pertama kali diawal tahun 1995, waktu itu umat Islam di Den Haag sedang mengumpulkan dana untuk mendirikan tempat ibadah karena mushola Al-Ittihad tidak dapat menampung jamaah yang terus bertambah.
Seorang pengusaha asal Indonesia bernama Probosutedjo membeli bangunan Gereja Immanuel dan mewakafkan dengan mengatas namakan kakaknya, almarhum RH Haris Sutjipto yang meninggal di Leiden, Desember 1995.
Pada 1 Juli 1996 gereja tersebut diserah terimakan oleh Probosutedjo untuk umat Islam. Mengapa harus gereja? Karena mendirikan bangunan di Belanda tidaklah mudah, sementara banyak gereja-gereja yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya dan dijual secara umum.
Di samping itu banyak jemaat yang sudah meninggal dunia, sementara keturunan mereka kebanyakan hijrah ke luar kota Den Haag. Akibatnya pengurus gereja tidak mampu membiayai perawatan dan pajak gedung.
Perlu diketahui masyarakat setempat lebih senang apabila gereja dijadikan masjid daripada untuk kepentingan lain. Keramahan para jamaah yang terbuka menjadi ciri khas masjid Indonesia. Setiap kegiatan pengajian, kajian, bahtsul masail, ceramah dan lainnya selalu disediakan makanan khas Indonesia. Kini gereja Immanuel berubah menjadi masjid.
Meski kebebasan beragama di Belanda dijamin oleh undang-undang, namun banyak kelompok yang menentang islam, seperti membakar masjid di Kota Drachten Utara. Bahkan ada yang bersumpah bila partainya menang, nantinya masjid akan ditutup.
Selain itu melarang pembacaan Al-Quran, sekolah-sekolah islam ditutup, melarang pendatang muslim, tidak boleh memakai jilbab di tempat umum dan ungkapan khas umat islam lainnya.
Di tengah berbagai tekanan termasuk isu terorisme, islam terus berkembang di Belanda. Masjid-masjid tetap berdiri kokoh. (sari)