
5NEWS.CO.ID,- Sumpah Pemuda merupakan tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari penjuru negeri berkumpul menggelar Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta).
Adapun susunan kepanitiannya dari berbagai perkumpulan. Selaku Ketua adalah Sugondo Djojopuspito dari PPPI, Wakil Ketua Djoko Marsaid dari Jong Java, sekretaris Mohammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond, bendahara Amir Syarifuddin dari Jong Batak.
Dari konggres pemuda II tersebut menghasilkan :
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Sebelumnya rumusan Konggres Pemuda II ditulis oleh Moehammad Yamin pada secarik kertas. Kemudian disodorkan kepada Soegondo, ketika Mr. Soenario tengah berpidato pada sesi terakhir konggres (sebagai utusan kepanduan).
Sambil berbisik kepada Soegondo dalam bahasa Belanda. “Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini). Soegondo menyetujui dan menanda tanggani dengan membubuhi paraf. Persetujuan Soegondo diikuti para anggota konggres lainnya.
Adapun makna dari ikrar sumpah pemuda adalah:
1. Semangat juang dan semangat pengorbanan tinggi, sebagai salah satu tonggak sejarah yang berhasil menjadi penyemangat bangsa demi mencapai cita-cita bersama yaitu berdirinya bangsa indonesia atau cita-cita kemerdekaan Indonesia. Semangat juang para pemuda masa itu perlu ditiru demi kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia pada jaman sekarang ini.
2. Persatuan, nilai persatuan didalamnya menyangkut asas Bhinneka Tunggal Ika dimana dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda. Seperti suku, budaya, bahasa, adat, etnik dan sebagainya. Meskipun berbeda mereka tetap membuktikan kerja sama yang baik melalui nilai persatuan.
3. Rasa nasionalisme, rasa cinta akan bangsa Indonesia mengantarkan para pemuda pada masa itu untuk melakukan segala macam hal demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Yang salah satunya berjuang bersama melawan penjajah yang ingin menguasai Indonesia.
4. Pantang menyerah, adalah usaha yang tak kenal lelah dan jiwa pantang menyerah. Artinya jiwa pantang menyerah pemuda pada masa itu wajib untuk dijadikan contoh dan diterapkan pada generasi baru. (end)