Layani Barat, Saudi Sebarkan Paham Wahabi (2)

Penulis: Andre Vltchek

Editor: Umar Husain

Warga Suriah, terutama kalangan terpelajar, sangat menyadari ke arah mana para pemberontak akan membawa negara itu. Mereka sadar negara yang berhaluan sekular sosialis itu akan giring ke lembah yang mengerikan.

Mereka telah menyaksikan apa yang terjadi pada Libya dan Irak, dan tidak ingin berakhir seperti mereka. Teroris Wahabi baik Barat dan antek-anteknya seperti Arab Saudi harus melepaskan negara Suriah dan rakyatnya.

Terlepas dari kata-kata munafiknya kepada masyarakat setempat, namun tidak pernah berlaku bagi ‘kelompok’nya, Barat sangat memuliakan dan menolak untuk mengkritik secara terbuka ‘bayi keturunannya’ (pemberontak wahabi-red) yang brutal dan ‘anti-rakyat’.

Sebuah konsep ‘dikonsumsi’ dan telah menghancurkan Kerajaan Arab Saudi maupun Indonesia. Barat bahkan berusaha keras meyakinkan dunia bahwa kedua negara ini ‘normal’. Dia juga menilai Indonesia sebagai negara yang demokratis dan toleran.

Pada saat yang sama, Barat juga memusuhi semua negara sekuler berpenduduk mayoritas Muslim seperti Suriah, Afghanistan, Iran, Irak dan Libya. Kemudian negara-negara itu secara brutal dihancurkan.

Keadaan negara Arab Saudi, Indonesia dan Afghanistan saat ini adalah akibat dari campur tangan Barat. Paham Wahabi yang disuntikkan memberikan rasa Muslim bagi ‘proyek’ Barat ini.

Di saat yang sama, Barat juga membebani negara –negara itu dengan triliunan dolar yang harus mereka keluarkan untuk  anggaran pertahanan yang disebut ‘Perang Melawan Teror’ (sebuah konsep yang menyerupai kolam pemancingan ikan di Asia di mana pemancing harus membayar setiap ikan yang didapat).

Kepatuhan dan tunduknya negara-negara pelayan kepentingan Barat adalah sesuatu yang diinginkan. Bagi Barat, Arab Saudi dipandang penting karena minyak dan posisi strategisnya di kawasan Timur Tengah. Pihak kerajaan Saudi juga selalu berusaha menyenangkan tuan mereka di London dan Washington.

Afghanistan dihargai karena lokasi geografisnya. Lokasi negara itu memudahkan Barat untuk mengintimidasi dan bahkan menginvasi Iran dan Pakistan. Melalui Afghanistan, dengan mudah Barat dapat memasukkan ekstremis Muslim ke Cina, Rusia, dan negara bekas jajahan Soviet.

Sekitar 1 hingga 3 juta orang Indonesia dibantai antara tahun 1965-1966.Terus terang, tidak ada yang ‘normal’ tentang negara-negara seperti Indonesia dan Arab Saudi. Akan membutuhkan waktu puluhan tahun, atau lebih panjang lagi, untuk mengembalikan mereka ke keadaan yang semestinya.

Dan ketika proses itu dimulai, Barat berharap sumber daya alam negara-negara ini hampir seluruhnya sudah musnah.(bersambung…)

Catatan:

Andre Vltchek  adalah seorang filsuf, novelis, pembuat film, dan jurnalis investigatif. Dia telah meliput perang dan konflik di puluhan negara. Tiga dari buku terbarunya adalah upeti untuk  “Revolusi Sosialis Besar Oktober”  sebuah novel revolusioner  “Aurora”  dan sebuah karya non-fiksi politik terlaris: ” Mengungkap Lies Of The Empire “. Lihat buku-bukunya yang lain di  sini . Saksikan  Rwanda Gambit , film dokumenter pertamanya tentang Rwanda dan DRCongo dan film / dialognya dengan Noam Chomsky  “On Western Terrorism” . Vltchek saat ini tinggal di Asia Timur dan Timur Tengah, dan terus bekerja di seluruh dunia.

Tulisan ini pertama kali diterbitkan oleh Global Research pada 27 Mei 2018.