Kopi We, ‘Secangkir Kopi Bersama Sahabat’ di Salatiga

Salatiga, 5NEWS.CO.ID, – Negara Indonesia memiliki varian kopi bejibun, dari Sabang sampai Merauke ada 100 lebih jenis kopi. Tiap daerah memiliki ciri khas rasa dan aroma yang berbeda.

Berlatar keinginan mengenalkan varian kopi yang sangat banyak ke masyarakat itulah, Catur Herman (43) mendirikan Kopi We. “Kami memiliki 50 jenis kopi dari seluruh nusantara. Maka kami ingin mengenalkan kekayaan kopi Negara ini beserta budaya ngopi ke masyarakat; seperti apa penyajian kopi, penyeduhan, sejarahnya kopi dan semua yang berkenaan dengan kopi,” katanya saat berbincang dengan 5news.co.id, pekan lalu.

‘Kopi We’ berdiri pada 19 Januari 2019, di Jl. Veteran no. 16 Salatiga, jalan yang mudah diakses karena letaknya di jalan raya Semarang – Solo. Nama Kopi We  memiliki filosofi kebiasaan teman-teman Catur kalau ngumpul ditawari minum kopi apa teh, biasa dijawab ‘kopi we’ (kopi saja), nama agar mudah diingat.

Menurut Catur, kelebihan cafe miliknya adalah pilihan kopinya lengkap dan harganya terjangkau. “Karena kita ingin kopi produksi Indonesia jangan mahal, tapi harus kembali dan bisa dinikmati rakyat Indonesia. Karena minum kopi adalah hak milik warga negara Indonesia,” katanya.

Di Kopi We, Kopi grade A percangkir seharga Rp6.500,00. Sedangkan varian termahal Rp25.000,00. yaitu  kopi luwak Aceh Gayo Arabica. Ditempat lain, katanya diatas Rp50.000,00 untuk satu gelasnya.

Setiap minggu, akunya, lima varian kopi pasti ada diskon, agar masyarakat penyuka kopi tertarik dan mau mengenal varian kopi lebih banyak. Namun Catur mengakui bahwa masyarakat kota Salatiga lebih banyak menyukia kopi Robusta yang  pahit, belum mengenal Arabica yang asam.

Catur berharap café bukan hanya untuk satu kalangan, seperti hanya untuk penikmat kopi saja, atau anak muda semata, tapi baiknya café untuk semua kalangan termasuk keluarga. Untu itulah café miliknya memiliki pilihan tempat duduk yang banyak dan luas.

“Kopi We dirancang dengan konsep tempat duduknya banyak, pengunjung tidak sungkan duduk berlama-lama.  Untuk itu selain kopi ada juga pilihan makanan tradisional terutama khas Salatiga seperti getuk, telo D9, dan makanan khas lainnya. Untuk makan ada ayam geprek dan varian masakan indomei,” katanya.

Kopi We juga memiliki visi untuk anak muda dan masyarakat agar bisa merangkul banyak kalangan. Rencana kedepan seminggu sekali ada acara ngopi bersma tokoh, budayawan, seniman dan dinas pemerintahan agar informasi yang ada di kota Salatiga bisa disebarluaskan.

“Seperti upaya mengenalkan hukum ke masyarakat dengan melibatkan pengacara. Apresiasi seni, budaya dan sejarah yang yang ada di masyarakat, dengan melibatkan seniman dan budayawan kota Salatiga,” katanya.

Setiap hari Kopi We dibuka mulai jam 11 siang dan tutup jam 11 malam, malam minggu sampai jam 12. “Selalu ramai, karena kita ga ada liburnya. Sebagaimana kita ngopi setiap hari dan setiap hari ngopi,”

Kedepan Catur berencana akan membuat terobosan pesan antar pesanan kopi dan makanan di kafe miliknya, sehingga bisa melayani penikmat kopi yang tida bisa datang ngopi ke Kopi We.

Kopi We bisa ditengok di Instagram @kopi.we, dengan motto “Selalu ada tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.”

Mari ngopi, kopi bangsa sendiri! (mas)