Sistem Manajemen Mutu (2)

Penulis: Mirlies Agustyawan S.E.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penentuan produk berdasarkan mutu. Menurut David Garvin sebagaimana dikutip dari Gaspersz (Vincent Gaspersz, Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005) mendifinisikan 8 hal untuk menganalisa karakteristik mutu produk, yaitu:

A. Kinerja, merupakan pengejawantahan kemampuan organisasi dalam melaksanakan fungsinya.

B. Fitur, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya yang umumnya pelanggan mendifinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas dan kemampuan untuk memilih features yang ada.

C. Kehandalan, merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan atau output dalam penggunaaan produk.

D. Konformasi, merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

E. Durability, merupakan ukuran masa pakai produk yang berkaitan dengan daya tahan produk tersebut.

F. Pelayanan, sebagai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

G. Estetika, lebih bersifat subjektif yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi atas pilihan individual.

H. Mutu yang dipersepsi pelanggan yang bersifat subjektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk dan berkaitan dengan reputasi (brand image)

Dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen mutu adalah serangkaian arah, kebijakan dan pengaturan kegiatan dalam pengelolaan organisasi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya yang terintegrasi dalam rangka mencapai tingkat mutu tertentu yaitu kepuasan pelanggan.

Lalu apa peran dan fungsi standar ISO 9001 dalam sistem manajemen mutu? Dalam hal ini perlu kita ketahui, apa standar ISO 9001 yang dimaksud?

Yaitu suatu standar yang berisi persyaratan terkait sistem manajemen mutu yang diterbitkan oleh International Organization for Standarization (IOS).

Berkantor pusat di Geneva, Swiss, IOS merupakan organisasi dunia yang bertugas melakukan harmonisasi dan sinkronisasi baik atas standar produk ataupun terkait sistem manajemen. Organisasi ini mengelola seluruh standar yang berlaku di negara-negara anggotanya (163 negara) di seluruh dunia.

Di Indonesia seperti Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah salah satu lembaga yang menjadi anggota IOS. Produk standar yang dihasilkan disebut Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar persyaratan manajemen lain seperti standar manajemen lingkungan (ISO 14001), standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (ISO 45001) dan lain sebagainya.

Sebagai standar persyaratan manajemen, ISO 9001 berisi serangkaian pasal-pasal persyaratan yang menjamin konsistensi dari proses manajemen terkait dengan mutu. Pasal-pasal tersebut mengatur apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi untuk membangun sistem manajemen mutu. Bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan tersebut secara spesifik sesuai jenis organisasinya masing-masing.

Rancangan dan implementasinya tentunya berbeda pada masing-masing organisasi. Karena setiap organisasi memiliki tujuan, latar belakang, struktur, risiko, produk, ukuran kompleksitas proses dan kompetensi sumber daya yang berbeda-beda.

Dapat dikatakan, standar sistem manajemen mutu ISO 9001 tersebut berisikan persyaratan yang harus diadopsi organisasi. Bukan untuk menyeragamkan sistem manajemen organisasi yang mengadopsinya. (bersambung…….)