
Penulis: Wahyudi Sujadmiko,S.Pd.
Membaca sering dipahami sebagai kegiatan melihat dan memahami suatu kumpulan huruf (teks). Menurut KBBI, membaca merupakan aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, bisa dengan melisankan atau hanya dalam hati. Jadi, membaca dapat diartikan sebagai aktivitas melafalkan, mengeja, membunyikan simbol-simbol, abjad hingga menjadi kata sampai kalimat yang memiliki makna.
Secara umum, membaca dalam kehidupan sehari-hari dimaknai sebagai memahami teks, menafsirkan teks, memaknai teks, mengambil makna teks, memecahkan sandi bahasa, mengungkap isi teks, mengucapkan tulisan/melafalkan tulisan, menerjemahkan tulisan, proses melisankan bahasa tulis menerjemahkan simbol-simbol tulis ke dalam bunyi ataupun memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna.
Jenis dan Teknik Membaca
Secara umum dikenal dua jenis membaca, yaitu:
1. Membaca Intensif
Yaitu membaca tulisan dengan tujuan menguasai materi secara mendalam. Biasanya membaca intensif dIlakukan secara sistematis dan bertahap dengan tujuan tertentu seperti mempersiapkan diri untuk tes dan yang lainnya. Teknik yang digunakan dalam membaca intensif adalah SQ3R atau PQRST atau KWLH.
2. Membaca Ekstensif
Yaitu membaca dengan tujuan memperoleh pengetahuan secara umum yang biasanya dilakukan secara tidak terencana. Contoh dari membaca ekstensif adalah mencari nama atau nomor telepon seseorang. Teknik yang digunakan scanning, skimming, atau membuka-buka buku.
Selain itu, juga dikenal beberapa teknik membaca, yaitu:
1. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
2. PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
3. KWLH (Know, Want, Learned, How)
4. Scanning
Scanning atau memindai merupakan suatu teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang kita inginkan. Contoh: melihat nomor telepon di buku telepon, mencari kata di kamus, membaca pengumuman, membaca indeks buku, membaca daftar isi buku, membaca jadwal televisi, dll
5. Skimming
Skimming merupakan teknik membaca cepat yang bertujuan untuk mendapatkan inti teks. Teknik membaca ini tidak bertujuan untuk mendapatkan pemahaman teks secara menyeluruh, melainkan hanya untuk mengetahui garis besar atau ide utama dari teks yang kita baca. Contoh: mengenali topik teks, mengetahui sudut pandang pengarang, mendapat bagian penting dalam teks yang dibutuhkan, mengetahui organisasi penulisan, dan menyegarkan ingatan sesuatu yang pernah kita baca.
Literasi, Nalar dan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting diajarkan kepada siswa sejak dini. Tingginya rendahnya literasi siswa berkaitan erat dengan kemampuan nalar dan pemecahan masalah. Kemampuan nalar tinggi hanya dimiliki oleh mereka yang memilki tingkat literasi yang tinggi. Sementara penalaran, diperlukan dalam memecahkan masalah.
Dampak dari tingginya minat membaca lebih kepada kemampuan memprediksi, mempertanyakan argumen, menyimpulkan dan mengaplikasikan isi bacaan dengan hal yang relevan dalam kehidupan.
Sejumlah pakar menyebut bahwa literasi merupakan potensi yang dapat dikembangkan dan bukan potensi yang dimiliki sejak lahir. Oleh sebab itu, para guru seharusnya menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca kepada siswa.
Literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Mengeja lalu membaca dengan lancar, paparnya, hanyalah awal dari proses pembelajaran literasi. Kemampuan literasi sangat mempengaruhi penalaran dan kompetensi anak sehingga sejak usia dini anak perlu dibekali dengan kecintaan pada aktivitas literasi.
Catatan:
Artikel ditulis oleh Wahyudi Sujadmiko,S.Pd., NIP: 198310282011011009, Kepala Sekolah SDN Sumbersoko 02, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
