Peran Vital Guru dalam Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Siswa

Ilustrasi motivasi belajar siswa. (Foto: (Jason Sung) by unsplash.com)

Penulis: Tatik Susanti, S.Pd.SD.

Guru merupakan tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian saat kegiatan belajar mengajar (KBM) memiliki peran vital dalam meningkatkan dan memotivasi siswa dalam rangka meningkatkan minat dan semangat belajarnya. Apalagi, di sekolah seringkali terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para guru seperti terdapat anak suka membolos, tidak memperhatikan, tidur, dan bermain dengan sesama teman ketika proses pembelajaran berlangsung.

Ini menunjukkan bahwa guru harus dapat membantu untuk memperhatikan dan meningkatkan semangat belajar para siswanya dengan cara apapun, sehingga kemudian sebagai seorang guru tidak hanya mengajar dan menyampaikan pelajaran. Tidak sekedar itu, nilai buruk yang didapat siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu tidak serta merta dapat menjadi indikator bahwa seorang anak bodoh dan gagal dalam mata pelajaran tersebut. Seringkali terjadi bahwa anak hanya malas pada mata pelajaran itu, namun kemudian dapat menjadi sangat giat dan berhasil dalam mata pelajaran lainnya, dalam hal ini banyak dijumpai faktor guru yang sangat berperan dalam menjalankan tugasnya secara paripurna, yang tidak hanya mengajar, tapi juga memotivasi dan meningkatkan semangat belajar anak didiknya.

Walaupun diakui bahwa kemampuan intelektual yang bersifat umum (intelegensi) dan kemampuan yang bersifat khusus (bakat) merupakan modal dasar utama dalam usaha mencapai prestasi belajar, namun keduanya tidak akan banyak mempengaruhi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaik-baiknya. Kemampuan intelektual yang tinggi hanya akan terbuang sia-sia manakala siswa yang memilikinya tidak mempunyai keinginan untuk berbuat dan memanfaatkan keunggulannya itu. Apalagi bila siswa yang bersangkutan memang memiliki kemampuan yang tidak begitu menggembirakan, maka tanpa adanya motivasi sulitlah rasanya untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.  

Adapun menurut Jamaludin Idris dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis Mutu Pendidikan”, lima elemen belajar yang efektif yaitu: Pertama, aptitude (kemampuan) yang bisa mempengaruhi perilaku; Kedua, perseverance (ketekunan) yang mempengaruhi motivasi; Ketiga, opportunity to learn (kesempatan untuk belajar) yang bisa mempengaruhi  kreativitas; Keempat, quality of instruction (kualitas pembelajaran) mempengaruhi kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran; Kelima, ability to understand (kemampuan memahami) yang bisa mempengaruhi prestasi. Dari kelima elemen belajar tersebut motivasi disebutkan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh untuk membuat sebuah pembelajaran menjadi efektif. Oleh karena itu dipandang penting bagi para guru untuk mengetahui teknik-teknik motivasi sehingga menimbulkan minat belajar yang baik bagi siswa.

Penggunaan yang tepat terhadap teknik-teknik motivasi oleh guru akan menimbulkan minat yang baik dan gairah belajar yang tinggi bagi siswa, sehingga akan terjadi proses belajar yang efektif dan tujuan belajar akan tercapai. Sebaliknya kurang atau tidak memahami makna dan pentingnya motivasi dalam belajar akan mengakibatkan kegelisahan, ketegangan, kejenuhan, kemalasan, keributan dan lain sebagainya. Itu semua akan menimbulkan suasana belajar yang  tidak nyaman akan mempengaruhi disiplin siswa dalam kelas dan sekolah. Memotivasi siswa dalam belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan tidak sederhana apalagi disaat ini, telah terjadi penggeseran nilai dalam belajar misalnya anak sudah berani mengkritik, tidak mendengarkan guru, membuat onar di dalam kelas sehingga membuat proses belajar yang tidak efektif dan membosankan.

Dalam dunia pendidikan motivasi selalu menjadi faktor yang dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Didalam proses belajar mengajar motivasi merupakan salah satu instrumen penting bagi keberhasilan siswa. Seorang siswa yang mengurung dirinya dalam kamar untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi ujian, terjadi karena adanya motivasi yang mendorongnya untuk belajar demi keberhasilan dan kelulusannya. Oleh karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu mata pelajarannya kepada siswa, tetapi, guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki prestasi dalam belajar. Karena siswa yang memiliki motivasi yang lebih tinggi akan  mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sama sekali.

Pada umumnya, pembelajaran yang yang baik manakala berorientasi kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa. Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya siswa yang memiliki minat membaca. Timbulnya minat membaca dari dalam diri siswa atas kesadarannya sendiri. Ia rajin mencari  buku-buku yang ingin dibacanya. Keinginan untuk membaca timbul karena dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, jadi siswa tidak terus-terusan dijejali dengan perintah atau instruksi untuk melakukan aktivitas membaca. Namun dalam kenyataannya siswa sering mengalami lelah, jenuh, bosan dan tidak memiliki kegairahan dalam belajar dengan beberapa alasan yang bisa muncul setiap saat.

Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya.

Sebagai guru yang memiliki tugas tidak hanya sekedar mengajar dan menyampaikan pelajaran pada siswa, guru sebagai sosok yang sentral dalam kehidupan di sekolah, hendaknya memiliki sikap sebagai berikut:

1. Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif. Guru juga harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya. Dalam batas tertentu, guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.

2. Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal. Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan. Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman. Karena dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian. Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan. Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.

3. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas. Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukkan pada tempatnya.

4. Menanamkan kepada siswa bahwa belajar itu ditujukan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi atau agar mudah memperoleh pekerjaan, atau keinginan untuk menyenangkan orang tua, atau demi ibadah kepada Allah, dan masih banyak lagi hal lain yang dapat dijadikan motivasi demi ditumbuhkannya minat belajar siswa.

5. Sikap aktif dari subjek belajar (siswa) mutlak diperlukan karena minat belajar itu seharusnya dapat tumbuh dari dalam diri subjek belajar sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain, melalui penekanan pemahaman bahwa belajar itu ada manfaatnya bagi dirinya.

Untuk menumbuhkan minat belajar siswa, guru juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar di ruang kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan menyenangkan. Dengan kata lain, siswa akan memiliki motivasi yang besar  dalam mengikuti proses belajar mengajar di ruang kelas.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi menjadi salah satu aspek penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) yang berkualitas. Guru memegang posisi sentral dalam hal ini untuk memberikan motivasi tersebut kepada siswanya, ada banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh guru seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak hanya mengajar dan memberikan materi mata pelajaran kepada siswa, tetapi juga guru harus bisa menciptakan suasana dan membangkitkan minat belajar siswanya.

Artikel ditulis oleh Tatik Susanti, S.Pd.SD, NIP: 197604182006042011, SDN Porang Paring, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.