
Penulis: Suharno S.Pd.
Pembelajaran mikro adalah metode pembelajaran dengan memecah materi pelajaran dalam satuan-satuan kecil. Ada beragam manfaat penggunaan metode ini, baik bagi guru maupun siswa. Meskipun demikian, tentu saja ada sejumlah kekurangan dalam penerapannya.
Yang dimaksud memecah materi pelajaran dalam satuan kecil dalam mikro learning adalah membagi materi pelajaran menjadi dalam beberapa bagian. Selain itu, dan waktu belajar siswa juga dibagi menjadi beberapa waktu yang lebih singkat.
Penerapan model pembelajaran ini membutuhkan kepiawaian guru dalam mengatur jadwal. Oleh karena itu, guru juga harus memahami mikro teaching.
Mikro Learning
Istilah Micro Learning diperkenalkan pertama kali oleh Hector Correa pada tahun 1963 melalui bukunya berjudul “The Economics of Human Resources”. Model pembelajaran yang dicetuskan Hector kemudian mulai dikembangkan pada sekitar tahun 1990-an.
Dari hasil penelitian, psikolog asal Amerika Serikat bernama George Millers mengungkap bahwa kemampuan otak manusia hanya mampu mengolah 5 hingga 9 informasi dalam satu waktu sebelum menyimpannya. Penelitian Millers, kerap digunakan untuk mendukung model pembelajaran mikro yang diperkenalkan oleh Hector.
Pada masa pandemic COVID-19 beberapa waktu lalu, model pembelaran ini menjadi model pembelajaran ideal di sejumlah negara. Sejumlah sekolah di Indonesia juga mengaplikasikan metode mikro learning agar siswa tidak jenuh dengan pelajaran di masa itu.
Usai pandemi COVID-19 berakhir, sistem pembelajaran ini masih tetap dipertahankan dan dikembangkan. Dari laporan sejumlah lembaga pendidikan, sistem ini mampu meningkatkan motivasi siswa dan merangsang siswa menjadi lebih aktif.
Dalam metode pembelajaran mikro, guru hanya menyampaikan materi selama kurang lebih 5-10 menit saja. Pada waktu yang tersisa, siswa dirangsang untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti diskusi kelompok atau menganalisa.Biasanya, pada akhir sesi, guru melontarkan pertanyaan atau quiz untuk menguji serapan siswa terkait materi pelajaran yang disampaikan saat itu.
Namun demikian, metode pembelajaran mikro tidak luput dari kekurangan, yaitu:
- Waktu penyampaian materi pelajaran lebih lama.
- Tidak dapat digunakan untuk materi pelajaran yang kompleks seperti fisika dan lainnya.
- Membutuhkan kecakapan/kepiawaian guru.
Meskipun demikian, konsep pembelaran mikro dapat diaplikasikan secara efektif dengan mempersiapkan materi kepada siswa sebelum sesi pelajaran. Dengan begitu, waktu belajar mengajar di kelas dapat dimaksimalkan untuk kegiatan analisa ataupun diskusi.
Mikro Teaching
Dalam mengaplikasikan mikro learning diperlukan kecakapan guru supaya tujuan dari metode ini menjadi efektif. Kecakapan guru dalam menerapkan pola pembelajaran mikro, biasa disebut dengan mikro teaching.
Micro teaching memerlukan latihan agar guru tampil di kelas secara ideal. Penampilan guru di hadapan siswa dengan beragam karakter sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Lebih lanjut, guru juga harus mengasah skill dalam menyampaikan materi, mengatur ritme pembicaraan dan lain-lain selama di kelas.
Intinya, micro teaching merupakan indikator kompetensi guru terkait materi, pengelolaan kelas dan peserta didik dalam bagian-bagian yang disederhanakan (mikro).
Catatan:
Artikel ditulis oleh Suharno S.Pd., NIP: 196707082006041010, SD Negeri Pakem 02, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
