
Pernahkan terpikirkan bahwa secara sadar ataupun tidak, setiap orang mampu menangkap sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh orang lain sehingga anda dapat membaca apa yang tersirat dalam pikirannya.
Seseorang yang mampu membaca dan memahami bahasa tubuh, tentunya akan dapat memahami pikiran, keinginan, perasaan hingga motivasi dari setiap aktivitas yang dilakukannya.
Coba anda bayangkan ketika berada di stasiun kereta api, ada seseorang dengan berpakaian rapi, berdasi, berjas dengan terkacing rapi dan posisi tegak sedang menelpon bermimik serius.
Sisi lain, ada seseorang berpakaian jas dengan kancing jas terbuka, terlihat santai, menyangga tubuhnya bergantian dari satu kaki ke kaki lainnya sembari memandang arah lantai. Seakan-akan ia sedang nyaman berbincang dengan seseorang walaupun mungkin terkesan bosan dengan percakapannya.
Dari dua hal itu, visualisasi apa kiranya yang dihadapi oleh penelpon tersebut. Pada orang pertama, mungkin ia seorang sales yang sedang menelpon pelanggan yang akan ditemuinya, Seakan-akan dia hadir berbicara di depannya. Sedangkan orang kedua, terkesan bahwa orang tersebut mungkin sedang menelpon istrinya, pasangan atau teman lamanya.
Dengan memperhatikan bahasa tubuh, anda bisa menangkap kesan terhadap orang yang sedang menelpon dengan melalui aksi dan reaksi orang di dunia nyata. Anda juga telah diperlihatkan suatu bidang yang sangat luar dari komunikasi nonverbal bahkan bisa menggantikan komunikasi verbal.
Situasi kehidupan yang anda jalani sehari-hari telah memberikan interpretasi bahasa tubuh yang anda pahami dengan penuh arti. Metode-metode yang digunakan sejak ribuan tahun lalu memberi pelajaran bagi semua orang teknik-teknik untuk memahami bahasa tubuh.
Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi menulis bahwa alam sadar manusia bisa bereaksi pada orang lain tanpa melalui adanya kesadaran. Reaksi bawah sadar ini akan menjadi ‘fakta-fakta’ yang belum diuji dari bahasa tubuh yang anda respon sehingga jika anda secara tidak sadar membayangkan bahasa tubuh sebagai hal yang tidak bersahabat tanpa kontrol sadar, maka akan menimbulkan reaksi yang memperburuk lingkaran permusuhan diantaranya.
Sebagai contoh dari hal tersebut yaitu ketika berada dalam suatu rapat dimana anda diundang dan salah seorang peserta rapat yang tidak anda kenal sesekali mengedipkan matanya kepada anda seakan-akan memberikan sesuatu kode yang tidak dipahami. Setelah berjalannya rapat beberapa saat, ia juga melakukannya terhadap peserta yang lain.
Ternyata diketahui, ia terkena stroke ringan yang dideritanya setahun terakhir. Disini terdapat kesalahpahaman, karena dengan bahasa tubuh yang sama bisa menghasilkan respon yang sama sekali yang berbeda, terdapat dalam budaya yang berbeda pula.
Memahami bahasa tubuh tidaklah mudah, bagaimanapun ketika bahasa tubuh sudah sesuai dengan susunan sikapnya bahkan dengan tersusun secara lengkap. Tawa gugup dapat dijadikan contoh dari ketidaksesuaian dimana suara yang seharusnya diidentikkan sebagai kegirangan namun dengan penempatan kelompok bahasa tubuh yang menandakan ketidaknyamanan.
Bukan hanya gerakan tangan dan kakinya yang terlihat gugup, tapi keseluruhan tubuh seakan-akan berusaha melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan dirinya. Hal ini mengidentifikasikan orang yang tertawa tersebut sebenarnya tidak yakin pada dirinya sendiri bahkan takut terhadap situasi tertentu.(mir)
(bersambung…)