Aksi Oknum Mahasiswa Nodai HUT RI ke 74

Bismilah, dengan nama Allah. Menjelang hari-hari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi kita di hadapkan dengan aksi masa yang menodainya. Tindakan anarkis di luar kewajaran jika di cermati sangat berbahaya republik ini .

Di hari yang sama sekelompok massa berdemo dengan bebagai macam tuntutan . Di Cianjur, Jawa Barat massa membakar anggota polisi . Di Malang, Jawa Timur, masa bentrok dengan warga lantaran enggan memasang bendera merah putih. Hal yang hampir sama juga terjadi di kota pahlawan Surabaya.

HUT RI ke 74 memang serba pantas. Pantas unutk mengenang para pahlawan . Pantas buat karnaval. Pantas untuk lomba-lomba meriah. Pantas berbagi kegembiraan dengan cara-cara yang baik . Semua itu ekspresi gembira dan bahagia kita sebagai bangsa yang merdeka. Merdeka berarti lepas. Lepas dari cengkraman semua penjajah. Termasuk penjajahan ego.

Sebagai bangsa merdeka hal yang pasti kita butuhkan yaitu aturan. Peraturan menjadikan kemerdekaan sebuah bangsa dapat benar- benar dirasakan oleh seluruh lapisan sosialnya tanpa mengusik yang lain. Bukan bebas lepas berbuat semaunya tanpa batasan dan mengabaikan semua aturan. Terlebih jika aksi memalukan itu dilakukan oleh kaum intelek seperti mahasiswa.

Indonesia menginginkan bangsanya sebagai bangsa yang berketuhanan, berperikemanusiaan dan tetap bersatu. Dengan begitu, keadilan bisa diupayakan agar merata dan dapat dinikmati oleh bangsa ini. Sayang jika nilai-nilai luhur bangsa diabaikan dan cenderung pada kepentingan kelompok sendiri. Aksi-aksi memalukan seperti yang baru saja terjadi akan terus terulang.

Para pejuang dan para pahlawan pendahulu, melalui karya dan pengorbanannya, membuat generasi selanjutnya dapat menikmati kehormatan sebagai bangsa berdaulat. Kemapanan, pendidikan layak dan banyak hal lain yang sekarang dinikmati oleh bangsa ini. Kaum muda apalagi kaum terpelajar seharusnya sadar akan hal ini.

Kaum muda seharusnya turut menjaga negara ini. Penjaga dan pengayom negara seperti TNI dan Polri seharusnya dihormati bukan dimusuhi. Tindakan menyiram petugas aparat dengan bensin lalu membakarnya hidup-hidup sulit untuk sekedar disebut tindakan jahat. Aksi semacam itu termasuk tindakan biadab.

Semoga HUT RI ke 74 dapat diperingati dengan mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian yang sudah lalu. Rapatkan barisan dan bangun generasi bangsa yang ber Panca sila dan ber Bhinneka Tunggal Ika.(mbm)