Berharap Klarifikasi Ustad Tengku Zulkarnaen Wasekjen MUI

“7 Kontainer Suart Suara Pemilu yang didatangkan dari Cina sudah tercoblos untuk psangan nomor 01? (Kompas TV). Nampaknya pemilu sudah dirancang untuk curang…? Kalau NGEBET banget apa tidak sebaiknya  buat surat permohonan agar Capres yang lain mengundurkan diri saja? Siapa tahu mau. “
@ustadtengkuzul

Penulis: Muhammad

Masyarakat kembali dihebohkan dengan beredarnya kabar bohong adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Jelas saja kabar ‘menakutkan’ itu menghentak masyarakat dan mengundang kekhawatiran sejumlah pihak.

Pasalnya, kabar  tak jelas itu disampaikan atau diedarkan oleh sejumlah orang yang ditokohkan atau sebagai public figure di  tengah masyarakat. Berawal dari suatu rekawan suara yang sampai sekarang masih diusut kepolisian kemudian dicuitkan oleh berbagai tokoh dan tersebar di grup WA dan media sosial dengan masif. Persis  seperti kasus Operasi Plastik Ratna Sarumpaet dulu.

Bukti ketidakjelasan atau kebohongan kabar itu adalah setelah menimbulkan keresahan kemudian dengan gampangnya dihapus dengan tanpa ada alasan yang jelas. Ibarat pepatah ‘lempar batu sembunyi tangan’.

Artinya setelah menimbulkan gejolak dan kegelisahan di tengah masyarakat kemudian ketika pihak kepolisisan segera bertindak, buru-buru oknum tersebut menghapus postingannya dan dengan gampangnya mengatakan terhapus.

Bahkan tanpa konfirmasi sama sekali dan jangan harap ada permintaan maaf.

Seperti akun twitter ustad Tengku Zulkarnaen @ustadtengkuzul misalnya, menuliskan adanya 7 kontainer surat suara, bahkan ‘ulama’ yang duduk di posisi penting di MUI itu pun menyebutkan asal kontainer itu, yaitu dari Cina.

 “7 Kontainer Suart Suara Pemilu yang didatangkan dari Cina sudah tercoblos untuk pasangan nomor 01? (Kompas TV). @ustadtengkuzul

Tak sekedar itu, cuitannya yang buru-buru dihapus itu menyebutkan surat suara sudah dicoblos untuk pasangan nomer urut 01, yaitu Jokowi Makruf Amin.

Bahkan ulama yang selalu memakai jubah dan bersorban di kepala ini tanpa ragu menyebutkan Kompas TV sebagai rujukan atau sumber berita tersebut. Dan Kompas pun sudah membantah asal catut medinya itu, dan mengatakan kalau media mereka tidak pernah memberitakan berita tak jelas itu.

Meskipun Ustad Tengku membubuhkan tanda tanya dalam cuitannya, seakan sebuah pertanyaan, namun narasi cuitannya justru menyudutkan cawapres 01 dan seakan sudah tahu kebenaran kabar tersebut sebelum adanya pengusutan pihak kepolisian dan KPU.

Bahkan penggiringan narasi kecurangan pemilu nanti sudah diframing oleh ulama berdarah Tionghoa asal Medan ini. Menurutnya,  soal 7 kontainer surat suara yang katanya sudah tercobls itu merupakan upaya kecurangan paslon 01 untuk kemenangan Pilpres 2019 nanti.

“Nampaknya pemilu sudah dirancang untuk curang…?”@ustadtengkuzul.

Entah logika apa yang beliau pakai kala menyebutkan kalau paslon 01 itu ngebet berkuasa dan menyarankan agar membuat surat permohonan bagi paslon 02 agar mengundurkan diri. Padahal kebenarannya pun masih dalam pengusutan aparat.

“Kalau NGEBET banget apa tidak sebaiknya  buat surat permohonan agar Capres yang lain mengundurkan diri saja? Siapa tahu mau. “@ustadtengkuzul.

Walhasil, cuitannya menimbulkan kegaduhan dan klarifikasi atas cuitan yang sudah dihapus pun tak ada. Meskipun KPU dan kepolisian sudah menyatakan akan kebohongan berita yang ditebar yang katanya pendakwah itu.

Memang Ustad tengku ini ada di barisan Prabowo – Sandi, dalam cuitannya mati-matian membela jagoannya dan rajin ‘mengkritisi’ bahkan nyinyir akan kinerja pemerintah Jokowi –JK.

Namun klarifikasi dan permintaan maaf  tentunya tidak ada kaitannya baik sebagai pendukung  atau pun lawan. Selayaknya sesama manusia satu bangsa saling minta maaf jika ada salah, saling memahami jika ada keliru.

Berharap masyarakat disuguhi pendidikan politik agar tercerdaskan sebagai wujud Negara demokrasi sepertinya masih jauh dari harapan, ketika banyak kabar bohong dari satu pihak ‘oposisi’ dan hanya menimbulkan kegaduhan semata. (mas)